Mohon tunggu...
iip syafrudin
iip syafrudin Mohon Tunggu... Relawan - Warga negara RI. Penikmat pegunungan, matahari senja, pantai dan langit malam penuh Cahaya. Sungguh tak menyukai keributan !.

Hobby travelling, belajar, bekerja, berteman, pecandu kata-kata, puisi, musikalisasi puisi, film dan kesenian lainnya. Bagian dari penyuka physical touch, act of service, quality time dan words of affirmation.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita, Dua Jiwa yang Luka (Kepada Chy)

21 Mei 2023   21:42 Diperbarui: 21 Mei 2023   21:53 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku.

Dulu  meminta agar debar itu disegerakan sirna. Tapi Tuhan memperlakukanku seolah tidak pernah mendengar pinta itu. Ia membiarkan debar itu semakin penuh pada ruang yang tidak begitu luas. Mempersilahkan aku untuk jatuh cinta sejatuh yang aku bisa. Membiarkan aku bergembira pada kabar dan halu yang aku buat. Hilang kendali, dibuat senang oleh prasangkaku sendiri.

Kamu.

Pernah katakan jantung semakin berdebar lebih cepat dan nafas memburu lebih hebat ketika kita berbicara tentang rasa. Berusaha menyimpan dalam segala yang berhubungan tentang cinta, karena sungguh tahu konsekuensi yang akan dihadapi nantinya. Tapi tak semudah itu memendamnya. Kau memilih tetap menerima dan membalas setiap tawaran cinta, karena kau pun merasakan hal yang sama.

Kita.

Memutuskan tetap melangkah bersama, menikmati gejolak, harap dan keindahan yang bernama cinta. Tetap menuruti kehendak hati yang membutuhkan pelengkap raga. Karena perasaan cinta adalah anugerah yang dititip kepada setiap jiwa. Sayangnya mendung tak lekas hilang dari jalan kita, terutama kamu yang ternyata tak begitu siap dengan konsekuensi pilihan langkah yang telah separuh dilewati. Kamu memilih melangkah dengan air mata yang tak mampu ku lihat di wajahnya. Pergi tanpa meninggalkan sedikit bahasa. Bahkan menhadirkan neraka di ujungnya.

Jakarta, 20 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun