Indonesia, suatu negara kaya tidak hanya dari segi Sumber Daya Alam saja tapi juga dari segi budaya. Dari Sabang hingga Merauke bisa ditemukan banyaknya beragam budaya yang ada. Tidak hanya beragam bahasa daerah yang dapat di temukan, tapi juga dari segi lagu, baju, makanan, hingga upacara-upacara tradisional antar satu tempat dengan tempat yang lain memiliki keunikan masing-masing. Berbicara tentang makanan tradisional Indonesia, tentunya tidak semua orang mengetahui bahkan mencicipi makanan-makanan tradisional dari setiap daerah tersebut. Tapi, untuk beberapa makanan khas daerah sudah mulai terkenal dan dengan mudah bisa ditemukan dimanapun hingga di luar Indonesia. Contohnya, Nasi Gudeg yang merupakan makanan khas kota Yogyakarta. Tidak harus ke Yogyakarta dahulu untuk merasakan nasi gudeg ini karena di kota-kota lain sudah mulai terdapat warung-warung khusus atau penjual yang menjual nasi gudeg dengan berbagai versi. Selain nasi gudeg ada juga beberapa makanan khas yang dengan mudah ditemukan dimanapun antara lain; Tahu Bakso, Tahu Gimbal dan Lumpia yang merupakan makanan khas kota Semarang, Empek-empek asal Palembang, Lapis Legit asal Sumatera Utara, Rawon maupun Rujak Cingur asal Surabaya, hingga Sop Konro asal Sulawesi Selatan sudah sering dicicipi atau mungkin sering ditemui tanpa harus pergi ke daerah asalnya. Tapi untuk makanan nusantara dari arah Indonesia paling Timur masih cukup sulit untuk ditemukan di daerah lain, atau mungkin bagi beberapa orang masih belum mengenal makanan khas dari daerah Indonesia Timur.
[caption id="attachment_216914" align="aligncenter" width="205" caption="Papeda dan Ikan Kuah Kuning. Sumber Foto: resep-masakane.blogspt.com"][/caption]
Papeda, merupakan salah satu makanan khas yang cukup terkenal di daerah Papua. Masyarakat asli maupun pendatang yang sudah tinggal beberapa tahun di kota-kota yang berada di Papua tentunya sudah tidak asing lagi dengan sebutan makanan yang aslinya berasal dari daerah Maluku ini. Makanan yang terbuat dari tanaman pohon Sagu ini dibuat dengan cara yang cukup simple. Tentunya diperlukan tepung sagu sebagai bahan utama, walau terkadang dapat menggantinya dengan memakai tepung Tapioka tapi rasa yang di hasilkan tidak senikmat menggunakan tepung Sagu. Cara memasaknya cukup dengan cairkan tepung sagu , tambahkan gula dan garam, aduk hingga sagu matang merata, Papeda dikatakan matang jika sudah berwarna bening jika belum aduk perlahan ditas api kecil, sajikan selama masih hangat (Sumber : http ://masukdapur.blogdetik.com/2010/02/03/papeda-dan-ikan-kuah-kuning/ ) . Memakan Papeda memang tidak mudah bagi yang belum terbiasa, apalagi tekstur dari Papeda yang kenyal, licin dan lengket. Bagi beberapa orang yang pertama kali melihat makanan khas ini mungkin agak sedikit aneh karena bentuknya yang hampir mirip dengan lem kertas. Papeda tidak dimakan secara sendirian, biasanya akan disajikan dengan Ikan Kuah Kuning yang menambah kelezatan dari makanan khas Indonesia Timur ini. Ikan Kuah Kuning sendiri merupakan kekayaan kuliner Indonesia lain dari daerah Indonesia timur. Terbuat dari ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit, jahe dan bahan-bahan lain di sertai daun kemangi, jeruk nipis menambah nikmatnya makanan Papeda. Selain Ikan Kuah Kuning sebagai makanan tambahan terkadang ada juga yang menambah sayur daun Kasbi (singkong), Ikan Bakar, Sambal Colo-colo, dan Singkong Rebus. Walaupun makanan ini merupakan makanan khas dari daerah Papua, tapi tidak semua rumah makan maupun warung makan menyediakan Papeda sebagai makanan khas di salah satu menu rumah makan. Papeda saat ini biasa di buat hanya pada saat-saat tertentu atau acara khusus saja. Sebagai tambahan, Papeda ini tidak mengandung kolesterol jadi tentunya sehat untuk dikonsumsi dengan kebutuhan serat yang seimbang.
Jika ada yang penasaran dan berminat mencicipi makanan khas Papua ini bisa mencoba untuk mencari resepnya dan mencoba membuat sendiri. Tapi jika ragu akan keberhasilannya, bisa mencoba untuk membuatnya bersama teman atau kenalan yang berasal dari Papua. Mencoba mengenal dan menikmati makanan khas daerah lain tentunya akan menambah kekayaan budaya kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H