disini bisa kita saksikan betapa tragies dan miris nya tangisan kecil yang menyayat qolbu, anak dari korban penembakan 22 mei pasca aksi.
Melawan Lupa adalah untuk siapa saja dan kita semua yang perduli atas tragedi kemanusian, karena ini menjadi bagian proses untuk kita mengingat pembelaan terhadap kebenaran dan keadilan belum tuntas.
Belum kering rintihan sikecil anak dari korban penembakan, sementara mereka yang seharus nya menegakkan hukum dan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia membangun pencitraan dengan dongeng-dongeng arif dan bijaksana, perhatian pemerintah adalah PALSU jika kasus ini tidak dituntaskan, pelaku kriminal sekalipun tidak dapat diperlakukan dengan mengabaikan rasa kemanusiaan dan rasa keadilan.
Setiap kita memiliki kewajibpan mendorong hal ini untuk dapat diproses dengan benar, fakta harus diungkap kebenaran harus ditegakkan, keadilan harus dirasakan oleh semua rakyat indonesia, alhamdulilah ini tidak terjadi pada yang membaca tulisan ini namun ketahuilah, bisa jadi mereka yang mendahului kita tersebut lebih mulia dihadapan sang pencipta illahhirobi.
Perjuangkan hak orang banyak, maka allah akan menggerakkan orang banyak itu menjadi pembela anda kelak, memang ini seperti narasi dongeng sebelum tidur tapi ketahuilah dimensi ibadah itu melampaui dimensi ruang, waktu, pikiran kita, bergeraklah dengan apa yang mampu kita lakukan sekalipun hanya berbagi kisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H