Kelompok Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University, pada Kamis (13/07/2023) telah dilaksanakan sosialisasi potensi gizi ikan untuk cegah stunting yang bekerja sama dengan Kader Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Desa Rowosari, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen. Sosialisasi tersebut menjelaskan mengenai potensi ikan diantaranya gizi ikan air laut dan air tawar, cara membedakan ikan segar dan tidak segar, manfaat ikan, serta macam -- macam olahan ikan.
Ketua KKN-T Inovasi IPB, Tigor Maulana, menyampaikan, "Program ini melanjutkan program kerja yang telah dilaksanakan pada kamis pekan lalu yang difokuskan pada potensi gizi ikan untuk pencegahan stunting".
Ia melanjutkan, kegiatan ini bermanfaat sebagai sumber informasi terkait potensi gizi ikan sebagai salah satu cara pencegahan stunting sehingga diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan potensi ikan untuk kesehatan ibu dan anak.
Protein hewani digunakan untuk cegah stunting karena mengandung asam amino esensial, mineral seperti zat besi yang baik untuk pertumbuhan. Salah satu cara pemenuhan proein adalah dengan mengkonsumsi ikan nila. Nila mengandung protein, lemak, kadar abu, dan vitamin B3, B12, Kalium, Fosfor, serta Selenium. Untuk menambah nilai gizi, nugget nila dibuat dengan campuran sayur seperti brokoli dan wortel yang diiris tipis cenderung halus agar anak -- anak yang tidak suka makan sayur dapat mengkonsumsinya.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (24/07/2023) pagi hari, dihadiri oleh Bidan Desa dan peserta kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Rowosari. Demonstrasi pengolahan ikan nila sebagai nugget disampaikan oleh Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University di Balai Desa Rowosari.
Pada kesempatan itu, Ketua PKK Desa Rowosari, Siti Chomsatun, mengungkapkan, "Pengolahan nugget ikan nila ini menjadi salah satu alternatif lauk bagi anak yang tidak suka ikan, nugget ini tidak berbau amis, mengandung sayuran sehingga sehat untuk anak dalam upaya pencegahan stunting. Harapannya demonstrasi olahan ikan ini dapat dipraktekan dirumah".
Bidan Desa Rowosari, Wawa, yang ikut hadir dalam kegiatan ini menambahkan, "Untuk pencegahan stunting diperlukan konsumsi protein, selama ini yang digencarkan adalah telur dan ikan. Masalahnya, anak -- anak kadang kurang suka dengan ikan atau memiliki alergi terhadap telur, karena itu, ibu -- ibu diharapkan lebih kreatif dalam memberikan gizi kepada anaknya".
Praktiknya, Mahasiswa KKN-T IPB menyampaikan bahan dan langkah -- langkah pembuatan nugget nila. Bahan -- bahan yang digunakan yaitu 250 gram ikan nila fillet, sayur seperti brokoli atau wortel secukupnya, 2 siung bawang putih halus, 2 sendok makan tepung maizena, 2 butir telur, penyedap rasa, dan tepung panir (tepung roti) sebagai bahan baluran. Langkah pertama yaitu haluskan seluruh bahan menggunakan copper hingga halus dan tercampur merata. Selanjutnya kukus bahan dengan api sedang selama 15 menit. Setelah itu, dinginkan adonan nugget dan potong sesuai selera, baluri dengan terigu dan tepung panir, goreng, dan siap disajikan.
"Terima kasih, mas, mbak, karena dengan adanya kegiatan demonstrasi ini kami para ibu bisa menjadi lebih kreatif," ungkap salah satu peserta PKK yang mengaku senang dengan kegiatan ini.
Harapannya kegiatan demonstrasi olahan nugget nila ini dapat menjadi salah satu alternatif lauk bagi anak -- anak yang kurang suka makan ikan secara langsung.