Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersahabat dengan Luka

4 Januari 2022   20:49 Diperbarui: 4 Januari 2022   21:17 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bersahabat Dengan Luka

Tuhan mengapa aku yang harus menjalaninya.....?

Mengapa aku yang harus menerima ujian ini..?

Tuhan, sakit rasanya hati ini, remuk redam, pecah berkeping-keping, ingin rasanya aku pergi ke tempat yang jauh, atau ke planet mars, biar aku bisa mengobati dan melupakan rasa sakit ini.

Aku tahu pernikahan adalah perjalanan panjang yang melelahkan, membosankan, dan entah berjuta keadaan dan perasaan. Pernikahan adalah menyatunya dua insan yang berbeda karakter, latar belakang keluarga, dan latar belakang kebudayaan yang bersatu dalam payung yang bernama pernikahan.  Kita akan melewati hari-hari bersama, makan, minum, dan bahkan bertengkar. Banyak hal yang membuat kita harus lebih sabar dalam melewati dan menjalaninya.

Usia pernikahan ku sudah melewati tahun perak, kesulitan demi kesulitan sudah sering kami hadapi, kesulitan ekonomi, kesibukan mengurus anak-anak kami, dan bahkan kesibukan kami mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Kami membesarkan dan mendidik putra-putri kami bersama dengan komitmen semoga mereka mendapat kesuksesan baik di dunia dan di akhirat.

Suka dan duka kami jalani bersama demi kebahagiaan mereka, kami hindari pertengkaran atau perselisihan di hadapan anak-anak. Kami ingin mereka tumbuh dan berkembang di tengah keluarga yang harmonis, karena anak yang bahagia dan sukses tumbuh dan berkembang dari keluarga yang harmonis.

Ketika, anak-anak menginjak dewasa kesetiaanku sebagai istri di uji, bagaimana menghadapi ujian itu, apakah aku akan sabar atau akan lari. Seandainya ujian itu datang ketika anak-anak masih kecil, ketika kami sangat disibukkan oleh berbagai aktivitas mengurus, mendidik dan membesarkan anak-anak, rasanya itu bisa saja terjadi, ketika kami jarang sekali berkomunikasi jarang sekali berdua menghabiskan sore atau malam. Kami sudah lelah menjalani aktivitas sepanjang hari, melayani anak-anak dan bekerja. Tapi .......................

Ujian datang ketika kami sudah mulai banyak waktu luang untuk bersama, kelelahan mengurus anak sudah mulai berkurang, tetapi itulah ujian dia bisa datang kapan saja, pada siapa saja, dengan tujuan agar dia bisa menghargai sesuatu yang sudah dia lupakan, dan Tuhan tahu kalau kita akan sanggup melewati dan menyelesaikannya, dan di suatu hari.....

Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan suamiku di luar sana, yang aku tahu kami sama-sama bekerja, hanya saja aku bekerja di sebuah lembaga pendidikan, sedangkan suami wiraswasta yaitu jual beli.

Di suatu hari, aku bertemu seorang guru dari lembaga lain, dan kebetulan sedang ada acara di lembaga kami, dia bercerita dengan rekan-rekan kerjaku, dan ternyata mereka sedang membicarakan suamiku. Aku tidak tahu dan bahkan tidak mendengar sedikitpun kalau suamiku menikah lagi dengan tetangganya. Dia bertanya padaku dengan perlahan sekali, mungkin biar aku tidak kaget atau pingsan mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun