Hari ini bertepatan dengan hari guru yang ke 27, saya mau sedikit bercerita tentang mereka (Guru Istimewa), yang telah berjasa dalam perjalanan hidupku. Ada beberapa peristiwa yang masih saya ingat, bagaimana saya yang dulu, ketika di bangku Sekolah Dasar, kadang suka nakal, dan yang paling sering, membuat Bapak atau Ibu Guru marah karena lambatnya aku menangkap sebuah materi pelajaran.
Pada waktu SD, ada dua guru SD saya yang masih saya ingat, beliau guru kelas, namanya Pak Anin, beliau sangat sabar dalam menghadapi dan melayani anak-anak. Beliau begitu dekat dengan kami, beliau kalau menyampaikan pelajaran, seolah bukan mengajar, tetapi kita ikut terlibat dalam proses pembelajaran itu sendiri.Â
Sedangkan ada guru yang sangat kami takuti (pastinya saya ada di dalamnya). Beliau bernama Pak Narwa. Beliau sangat disiplin dalam mengerjakan tugas, dan harus dengan cara penyelesaian nya.
 Wah kalau waktunya matematika, rasanya ingin melewati jam pelajaran itu dan lari keluar dari kelas, hemm. Mungkin karena sekolah dasar adalah masa awal bersekolah. Beliau berdua adalah guru yang paling berkesan dan menempati ruang ingatan saya sampai sekarang. Memang yang selalu diingat adalah yang teristimewa.
Pada waktu SMP tidak begitu banyak guru yang saya ingat, karena guru di SMP berdasarkan mata pelajaran. Lagipula lembaga sekolah SMP pada waktu itu masih dalam perbaikan dan pembangunan, jadi bisa dibayangkan sekolah bergantian pagi dan siang, dan itu sangat tidak menyenangkan.
Menginjak waktu sekolah SMA, saya mendapatkan wali kelas yang sangat luar biasa, dan beliau bisa membersamai saya dan teman-teman selama 3 tahun yaitu mulai kelas 10-12. Beliau yang begitu dekat dengan kami, seperti seorang ayah terhadap putra-putrinya. pokoknya beliau asik dan bisa mengerti kami. Bagaimana cara beliau menyampaikan materi pelajaran, bahasa yang di gunakan yang begitu santun, tutur katanya yang membuat kami begitu terkesan, dan masih teringat jelas dalam ingatan saya.
Pada waktu kuliah, saya mengikuti kuliah sampai 3 kali, dengan pergurauan tinggi yang berbeda, yang pertama mengambil kuliah diploma 2 bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), lalu melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan prodi yang sama dan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, karena saya mengajar di Sekolah Dasar, saya kembali kuliah lagi di perguruan tinggi mengambil  jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Dengan beragam pengalaman dalam menimba ilmu, banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Bagaimana beliau-beliau bisa menjadi inspirasi buat peserta didiknya, buat mahasiwanya, sehingga beliau-beliau bisa menjadi idola dan dikenang sepanjang masa.Â
Jasa mereka yang begitu besar, mengajari kita dari yang sebelumnya tidak bisa menulis, membaca, dan berhitung, menjadi bisa dan pandai dalam segala hal. Bagaimana beliau-beliau begitu sabar, dan telaten mengajari kita.. Maka beliau-beliau layak menjadi inpirasi. Guru bagaikan pelita dalam kegelapan, bagaikan embun penyejuk dalam kehausan, dan pahlawan tanpa tanda jasa.
Dan kini setelah saya menjadi seorang guru. Saya jadi mengerti mengapa beliau-beliau menjadi idola, karena memilki karakter yang luar biasa baik, sehingga bisa menjadi idola siswa-siswanya. Maka saya bisa memberikan beberapa sifat beliau yang bisa menjadikan beliau idola siswanya, yaitu :
Guru yang ramah, dan periang.