Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja di Perpusda

22 November 2021   18:42 Diperbarui: 22 November 2021   18:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Teh, tumben pagi banget, dan wah gembira banget, ada pa nih? " tanya kakakku mulai usil

"Teh, aku yang nganter ya!, Celetuk kakak keduaku

"Biar bapak hari ini istirahat, dan kebetulan kantor juga libur" jawag kakak keduaku penuh perhatian.

Berangkatlah aku di antar kakak keduaku, sepanjang jalan aku hanya diam dan senyum-senyum sendiri, membayangkan si dia, yang senyumnya selalu mengusik anganku.Sampai aku tak sadar, kalau motor yang aku tumpangi sudah sampai depan sekolah, kakakku tertawa lebar sambil menggodaku.

Pelajaran sepanjang pagi sampai siang ini terasa lama, dan membosankan. Pelajaran hari ini serasa lama sekali, menunggu bel pulang aku berusaha konsentrasi ke pelajaran siang ini. Duh,,,susah sekali ya hemm. Padahal kalau hari Sabtu pelajarannya yang ringan --ringan saja, Cuma ya itu perasaanku saja yang lagi gak menentu. aku lewati jam demi jam dan akhirnya yang aku tunggu berbunyi juga he he he.

tet...tet....tet... bel istirahat pun berbunyi, aku segera ke depan kelas, tempat dimana aku bisa melihat dia yang berdiri sambil tesenyum di seberang kelas.

Aku duduk menunggu di depan kelas, sambil membaca novel kesukaanku, dan sahabatku yang selalu membantu dan mengerti aku. Lama aku menunggu hampir satu jam, tapi gak apalah yang penting aku bisa bersama dia hemmm. Aku menunggu dengan sabar sampai akhirnya dia datang, aduh hatiku dag-dig-dug. Aku tahu dia suka padaku, dari cara dia memandangku, berbicara, dan bahkan gerak-geriknya hemmm.

Pergilah kami ke perpustakaan umum di pusat kota, kalau hari Sabtu perpustakaan akan buka sampai jam 5 sore, karena banyak yang datang sambil bermalam mingguan.

Aku di temani ketiga sahabatku, mereka itu yang pertama kali menjodohkan aku sama si dia. Kami mengobrol bersama, bercanda, dan membicarakan mau melanjutkan kemana setelah sekolah (kami sudah duduk di kelas 3). Ada yang mau melanjutkan kuliah, ada yang mau bekerja, dan ada temenku yang mau menikah, karena sudah ada calonnya.

Aku melihat dia tidak mengeluarkan pendapat, aku lihat dia bingung. sedangkan aku sendiri harus meneruskan kuliah di kota B. Dengan wajah yang kebingungan dia berkata:

"Teh, aku harus bekerja, untuk membantu bapak membiayai sekolah adik-adikku" sahut dia dengan perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun