Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Sebaiknya Mendidik Anak Usia Remaja?

14 November 2018   22:40 Diperbarui: 15 November 2018   07:54 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang anak tak selamanya terus menjadi anak kecil. Seiring bertambahnya usia, mereka akan tumbuh mulai dari bayi, anak-anak, remaja lalu dewasa. Kali ini artikel saya akan sedikit membahas tentang bagaimana sih cara mendidik anak usia remaja?


Remaja dalam bahasa aslinya adalah adolescence, yang berasal dari bahasa adolescare yang artinya tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan. Remaja merupakan suatu perubahan baik pertumbuhan maupun perkembangan yang terjadi pada usia 12-22 tahun dengan ditandai adanya pubertas bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan. Remaja menurut Mappiare (1982) berlangsung antara usia 12-21 tahun (bagi perempuan) dan 13-22 tahun (bagi laki-laki). 

Remaja dibagi menjadi 2 yaitu remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal rentang usia 12/13 tahun (bagi perempuan) dan 17/18 tahun (bagi laki-laki), remaja akhir rentang usia 17/18 tahun (bagi perempuan)  dan 21/22 tahun (bagi laki-laki).


Menurut Juhja (2011) masa remaja adalah masa datangnya pubertas sekitar usia 11/14 sampai 18 tahun. Masa remaja juga merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, masa ini merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tua, berikut beberapa perkambangan masa remaja:


1. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tak jarang hal ini sering menciptakan ketegangan antara remaja dan orang tua.


2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya. Ini berarti pengaruh orang tua mulai melemah. Misalnya model pakaian yang sedang populer di kalangan artis-artis korea, seorang remaja pasti ada keinginan untuk meniru model pakaian sang artis idola tersebut demi ingin terlihat cantik dan sempurna layaknya artis papan atas. Tapi apa yang terjadi ketika seorang remaja tersebut berdandan model pakaian yang tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat sekitar kita, pasti orang tua menegur dan akhirnya remaja tersebut tak lagi mendengarkan apa yang dikatakan orang tuanya, ia lebih mendengarkan saran dari temannya yang sejalan dengan apa yang ia inginkan.


3. Remaja mulai mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhan maupun seksualitasnya.


4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini seiring dengan perkembangan emosinya yang meningkat, akibatnya ia sukar menerima nasihat dari orang tuanya.


Setelah mengalami perkambangan, menurut Jahja (2011) remaja juga mengalami kesulitan atau bahaya yang akan dirasakan dampaknya oleh remaja itu sendiri maupun orang tuanya, dan hal ini normal terjadi pada masa-masa ini, antara lain:


a. Variasi kondisi kejiawaan, biasanya saya menyebut moodyan yaitu suatu keadaan atau perasaan yang berubah-ubah kadang terlihat pendiam, pemarah, malu, cemberut dan sebagainya. Pada masa remaja perilaku ini normal terjadi, tetapi orang tua juga harus memperhatikan jika kondisi tersebut, apakah dia sedang ada masalah dengan temannya atau lain sebagainya.


b. Rasa ingin tau seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ini akan mengakibatkan timbulnya ketertarikan pada lawan jenis dan ini normal terjadi pada remaja, sebagai orang tua harus membekali batasan-batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan ketika bergaul dengan lawan jenisnya.


c. Membolos, tidak ada gairah untuk bersekolah dan belajar sehingga ia cenderung membolos bersama teman-teman sebayanya.


d. Perilaku antisosial, seperti suka mengganggu, berbohong, agresif dan kejam. Sebabnya bermacam-macam dan banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitranya.


e. Penyalahgunan obat bius, hal ini bisa dipengaruhi oleh lingkungan seperti teman atau kontrol orang tua yang cenderung longgar. Karena salah satu karakteristik remaja adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan suka coba-coba, inilah salah satu bahayanya jika orang tua tidak mengontrol dengan baik bagaimana ketika remaja bergaul di luar rumah dan lagi ketika remaja salah memilih teman, itu akan berakibat fatal.


Setelah beberapa kesulitan dan bahaya yang dialami di masa remaja lantas apa yang harus dilakukan orang tua agar hal-hal buruk tersebut tidak terjadi pada anak-anak mereka? Banyak orang tua yang seringkali merasa khawatir dengan pergaulan anak-anak mereka diluar pengawasannya, salah satu solusi agar orang tua tetap bisa menjangkau pergaulan anak-anak dengan menjadi seorang orang tua sekaligus seorang sahabat yang baik bagi anak remajanya. Berikut beberapa tips yang bisa di terapkan dalam mendidik anak remaja masa kini:


1.Berikan Pendidikan Agama Yang Cukup

Berikanlah pendidikan agama yang kuat dengan cara menanamkannya sejak dini agar anak yang sedang beranjak dewasa tidak terjerumus pada jalan yang salah/kelam. Bagaimanapun pendidikan agama adalah fondasi yang kuat bagi karakter seseorang. Misalnya cari tahu apakah anak remaja Anda sudah mendapatkan pendidikan seks dan narkoba yang cukup di sekolahnya, serta berikan anak Anda tambahan pendidikan tentang kedua hal tersebut dengan tepat, agar anak tidak penasaran dan tergoda untuk mencari sendiri informasi tentang kedua hal tersebut ditempat lain yang sumbernya Anda tidak tau benar atau salah.


2.Percaya Pada Anak

Berikan kepercayaan kepada anak-anak Anda. Karena ketika orang tua memberi atau menaruh kepercyaan yang besar kepada anak, maka anak akan lebih menghargai dan merasa bertanggungjawab untuk menjaga kepercyaan yang telah diberikan oleh orang tuanya. Biarkanlah anak-anak Anda menerima konsekunsi atas hal yang telah dilakukannya, misalnya ketika Anda sudah melarang anak untuk tidak melakukan hal itu, tetapi anak mengabaikannya, maka biarkanlah anak menerima konsekunsi atas apa yang telah ia perbuatanya. Langkah ini akan membuat anak menjadi remaja yang mendiri dan juga berhati-hati dalam segala sesuatu ketika akan bertindak maupun akan mengambil keputusan.


3.Tanamkan Tanggungjawab Dalam Kebebasan

Mulailah dengan menyakinkan diri sendiri bahwa anak Anda sedang memasuki tahap perkembangan di dalam kehidupan sosialnya. Sebaiknya Anda sebagai orang tua memberikan kebebasan pada anak, namun tetap diikuti dengan menanamkan tanggungjawab yang tidak boleh dilanggar oleh anak. Katakana padanya Anda mendukung dan memberi kebebasan pada mereka untuk berkreasi selama hal tersebut dalam hal yang positif.


Jangan mengekang anak remaja. Saat Anda mengekang dan mengikatnya terlalu kuat, mereka justru akan berontak dan semakin kuat untuk mencoba melepaskan dirinya. Berikanlah kebebasan disertai dengan batasan-batasan tertentu yang membuat anak dapat merasa bebas untuk berkreasi tetapi juga tetap dalam pengawasan orang tua.


4.Coba Mengerti Dunia Anak
Seperti pepatah yang sudah sering kita dengar "Tak Kenal Maka Tak Sayang" istilah ini dapat menggambarkan dunia anak zaman sekarang. Zaman remaja orang tua kita dulu pasti beda dengan zaman remaja anak sekarang. Oleh sebab itu, mau tidak mau Anda harus belajar tentang dunia anak remaja zaman sekarang, agar Anda sebagai orang tua bisa lebih mengerti dunia anak sesuai dengan perkembangan zaman.


5.Luangkan Waktu Bersama
Luangkanlah sedikit waktu misal ketika hari libur, sore hari sambil minum teh di teras depan rumah atau malam hari sebelum tidur saat-saat inilah merupakan waktu yang cukup hangat untuk kebanyakan keluarga untuk bercengkerama menceritakan segala hal yang telah mereka alami dalam seharian ini. Pada saat seperti ini orang tua bisa meluangkan waktu untuk menggali cerita apa yang telah dialami anak, lebih-lebih ketika anak terlihat murung tak seperti biasanya. Berikanlah kenyamanan agar anak tidak merasa sendiri dan mereka merasa nyaman karena Anda sebagai orang tua selalu peduli, selalu menyayangi dan selalu mendukungnya.


6.Menjadi Sahabat Untuk Anak Anda
Tempatkan diri Anda, bukan hanya sebagai orang tua tapi juga menjadi sahabat bagi anak remaja Anda. Terkadang perbedaan usia antara orang tua dan anak membuat anak merasa canggung untuk menyampaikan pendapatnya. Jangan selalu memposisikan diri Anda sebagai orang tua yang mempunyai kuasa dan kata-katany harus selalu dipatuhi. Anda harus pintar-pintar dan jeli membaca situasi, kapan Anda harus menjadi orang tua dan kapan Anda harus menjadi teman untuk anak Anda. Misalnya ketika anak sedang mendapat masalah, Anda sebagai orang tua langsung memarahi dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memojokkannya, itu akan tambah membuat anak Anda marah. Berbeda ketika Anda berperan menjadi sahabat tempat dimana ia mencurahkan segala isi hatinya, ia akan merasa nyaman dan plong ketika bisa mengungkapkan perasaan yang selama ini ia pendam karena tidak tahu ingin berbagi kepada siapa.


Biarkan kepercayaan anak terhadap orang tua tumbuh dengan sendirinya. Terkadang anak remaja hanya membutuhkan Anda orang tua sebagai tempat untuk mendengarkan berbagai keluh kesah, bukan tempat untuk mencari nasehat.
Tak hanya remaja, saya pun ketika pulang ke rumah setelah 2 minggu kuliah, banyak hal yang saya ceritakan kepada ibu dimulai dari hal senang, sedih, atau mengecewakan. Selain ibu adalah tempat curhat yang paling nyaman juga agar ibu saya tau apa yang sedang saya alami atau saya rasakan. Karena menurut saya ibu yang baik adalah ibu yang tau apa yang sedang anaknya alami rasakan. Satu lagi jika kita salah dalam menceritakan segala perasaan kita, dan kita mendapatkan saran dari orang yang salah, maka itu juga akan berdampak buruk pada diri kita.


Demikian beberapa ulasan tentang perkembangan anak remaja dan cara-cara mendidik anak remaja. Semua kembali kepada keluarga karena keluarga adalah pendidikan utama dan paling utama, dan cara mendidik antara keluarga satu dengan keluarga yang lain tidak sama. Ulasan saya hanya secara umumnya saja. Semoga bermanfaat baik untuk saya sebagai penulis maupun Anda sebagai pembaca.
Terimakasih.

Daftar Rujukan


Hartinah, S. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama


http://www.tipsanakbayi.com/2013/11/9-tips-mendidik-anak-remaja-masa-kini.html


Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun