Teori psikologi perkembangan Jean Piaget selama ini telah menjadi rujukan utama kurikulum di semua tingkat pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai jenjang yang lebih tinggi lagi. Kali ini artikel saya akan membahas tentang konsep calistung (membaca, menulis dan berhitung). Sebelumnya apa sih calistung itu?
Membaca adalah mengucapkan huruf demi huruf yang disambung dan membentuk sebuah kata. Menulis adalah gerakan tangan yang membentuk sebuah huruf atau angka. Jadi membaca dan menulis seolah menjadi 2 hal yang tidak bisa dipisahkan seperti aku dan kamu ciyeee hehe. Karena membaca adalah suatu kegiatan untuk melatih bahasa karena menggunakan ucapan sedangkan menulis adalah kegiatan untuk melatih motorik halus karena menggunakan tangan.
Secara umum pembelajaran calistung dilarang untuk diajarkan pada anak usia dini yaitu usia di bawah 7 tahun. Tapi entah kenapa seolah kebanyakan orang menyalahgunakan presepsi ini dengan alasan sekolah dasar menuntut setiap anak yang akan memasuki jenjang itu harus sudah bisa membaca, menulis dan berhitung dan akhirnya hal tersebut dibebankan kepada pendidik pra sekolah/TK.Â
Piaget beranggapan bahwa pada usia di bawah 7 tahun seorang anak belum mencapai tahap perkembangan operasional konkret, tahap ini adalah tahap dimana anak-anak sudah bisa berfikir secara terstruktur.Â
Padahal anak usia di bawah 7 tahun sebenarnya masih dalam tahap praoperaional, mereka masih belum bisa berfikir secara nyata dan terstruktur. Membaca, menulis dan berhitung sendiri adalah kegiatan yang secara nyata dan terstruktur, sehingga jelas tidak cocok jika calistung diajarkan pada anak usia di bawah 7 tahun.
Topik pelajaran bukanlah persoalan yang akan menghambat seseorang memperoleh ilmu. Syaratnya adalah dengan mengubah cara belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar dan usia belajar, sehingga akan terasa menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu yang tinggi yang akhirnya meningkatkan minat untuk terus belajar.Â
Tidak seharusnya kita saling menyalahkan mana yang salah dan mana yang benar. Tugas kita sebagai seorang pendidik adalah mencari solusi bagaimana mengajarkan membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini dengan tidak membebankan pikirannya sama sekali.Â
Ciptakan metode meskipun sederhana tetapi terkesan dan selalu diingat oleh anak-anak, misalnya kita bisa memasang poster-poster di dinding ruang kelas dengan berbagai huruf-huruf  dengan warna yang menarik dan mencolok sehingga akan menarik perhatian dan rasa ingin tahu anak untuk mengetahui apa sih itu yang di temple bu guru di dinding?Â
Secara tidak langsung setiap hari anak akan melihat, mengingat dan mulai membacanya. Setiap satu/dua minggu sekali guru bisa menggantinya dengan gambar-gambar yang menggunakan kata-kata yang baru, sehingga setelah satu tahun anak sudah mempunyai gambaran tentang beberapa kata dan huruf.
Lewat kegiatan sederhana yang terus menerus diulang-ulang setiap hari, semakin lama anak-anak akan mengalami kemanjuan yang sangat pesat. Tanpa kita sadari anak-anak akan bisa membaca dan menulis dengan sendirinya tanpa membebani fikiran mereka. Mencari solusi bagaimana cara mengajarkan calistung kepada anak lebih baik daripada kita menyalahakn pelajaran calistungnya.