[caption id="attachment_186090" align="aligncenter" width="570" caption="screencrave.com"][/caption]
Seringkali saya berpikir bagaimana hidup saya akan berakhir nantinya ...yach walaupun kematian adalah satu hal yang pasti terjadi pada mahluk yang bernyawa, namun maut acapkali tak pernah terpikir oleh manusia karena yang ada di benak adalah bagaimana meraup gemerlapnya harta dan keindahan dunia fana yang sifatnya hanya sementara.
Film yang saya tulis kali ini juga membahas tentang pembunuhan dan kehidupan setelah mati. The Lovely Bones disutradarai oleh Peter Jackson tahun 2009, yach walaupun sudah film lawas namun saya masih mengingatnya dengan baik. Film ini juga merupakan adaptasi novel karya Alice Sebold.
Diceritakan seorang gadis usia 14 tahun bernama Susie Salmon (Saoirse Ronan) dibunuh oleh tetangganya sendiri yang psikopat Mr. Harvey (Stanley Tucci), susie yang polos (dan bahkan baru pertama kali mengenal cinta) dijanjikan akan diberitahu tentang tempat bermain yang tidak boleh dimasuki orang dewasa selain dirinya, namun ternyata setelah susie masuk ke dalam ruang bawah tanah, ia tidak boleh keluar dari sana dan menjadi korban kebrutalan Mr. Harvey (di pertengahan cerita diketahui bahwa Mr. Harvey juga telah membunuh banyak orang tanpa alasan yang jelas).
Walaupun film ini tentang pembunuhan, namun tidak diperlihatkan adegan sadis secara vulgar, bahkan penonton pun akan mendapat visualisasi seolah-olah susie berhasil kabur dari jebakan Mr. Harvey. Film ini banyak disajikan dalam bentuk narasi dari susie, jadi seperti cerita dari sudut pandang seorang hantu. Setelah sadar bahwa dirinya sudah dibunuh oleh tetangganya sendiri, susie pun bertekad tidak akan tenang sebelum sang algojo ditangkap dan mendapat ganjaran setimpal. Dengan berbagai cara ia selalu memberikan sinyal terutama kepada ayah nya Jack (Mark Wahlberg).
Ibu susie, Abigail Salmon (Rachel Weisz) tidak tahan lagi dengan kelakuan Jack yang masih saja penasaran dengan kematian putrinya dan memilih pergi meninggalkan rumah. Namun adik susie Lindsey (Rose Mc Iver) yang mencurigai Mr. Harvey sebagai pembunuh kakaknya berhasil menemukan barang bukti yang sangat berarti.
Walaupun banyak hal yang tidak logis dalam film ini seperti kenapa tiba-tiba harus Mr. Harvey yang dicurigai sebagai pembunuh dan hal-hal detail lainnya, namun teknik pengambilan gambar dan visualisasi yang ciamik mampu mengabaikannya pemandangan "dunia antara" digambarkan sangat elok dan indah, namun harus diakui bahwa film ini memang memiliki alur cerita yang lamban yang akan membuat sebagian penonton terkantuk-kantuk. Dan bagi saya pribadi si Bapak Mister Peter Jackson seperti terlalu mabuk dengan CGI dalam film ini ...wewwww.....
***
Bagaimana akhir dari kisah ini, apakah susie akhirnya rela berpisah dengan keluarganya?atau bagaimana dengan si pembunuh berantai Mr. Harvey...akankah dia lolos dari jerat hukum?silahkan ditonton ya kawan ^^
Satu yang saya dapatkan dari sini, jika seorang yang sudah meninggal saja tetap mati-matian memperjuangkan nasibnya, akankah kita yang masih memiliki kesempatan hidup di dunia dan mampu bertindak lebih begitu gampang menyerah?...semoga jika kelak kematian datang menjemput, kita dalam keadaan yang baik...aamiin
My name is Salmon, like the fish. First name Susie. I was 14 years old when i was murdered.......