Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sabar, Ibadahnya Sepuluh Tahun Lagi ya

2 Oktober 2012   02:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:23 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai salah satu poin dalam rukun islam, menunaikan ibadah haji pastinya merupakan impian bagi para muslimin dan muslimat di seluruh dunia, tak terkecuali di negara kita. Walaupun biaya yang dibutuhkan tidak bisa dikatakan murah, namun ternyata jumlah calon jemaah semakin membludak dari tahun ke tahun, sehingga melebihi kuota yang ditetapkan sampai berlipat-lipat.

Beberapa waktu yang lalu saya menyempatkan diri mengunjungi beberapa kerabat yang kebetulan akan berhaji, dan mereka bercerita bahwa di kabupaten tempat saya tinggal, untuk calon jamaah yang mendaftar di tahun 2012 ini baru akan berangkat di tahun 2021 atau 2022. WOW...takjub saya dibuatnya, untuk beribadah ke baitullah harus ikhlas menunggu sampai sepuluh tahun lamanya. Semoga calon jamaah itu senantiasa diberikan kesehatan sehingga bisa menunaikan niatan sucinya.

Terus terang saya tidak tahu apakah ada sistem prioritas dalam pelaksanaan ibadah haji, namun (menurut saya) alangkah lebih bijaknya bila calon jamaah  yang baru pertama kali mendaftar mendapatkan prioritas lebih dibandingkan mereka yang sudah beberapa kali atau bahkan rutin berhaji. Bukan hal yang aneh kalau di sini banyak orang mampu yang menjadikan ibadah haji itu wajib baginya setiap tahun, padahal (terkadang) ia tinggal di tengah masyarakat yang terhimpit kehidupan ekonominya. #ups

***

Lain lagi cerita tetangga saya yang mendaftar haji sekitar dua tahun yang lalu, beliau memang sudah sepuh, usianya hampir 70 tahun tapi tetap sigap dan bersemangat. Menurut jadwal beliau akan berangkat di tahun 2015, namun karena masih ada kuota tersisa , maka bisa diisi dengan calon jamaah lain yang memang sudah lunas pembayarannya. Tetangga saya pun tertarik untuk bisa beribadah di tahun ini, lebih cepat lebih baik kan ya. Namun tiba-tiba beliau dihubungi seseorang yang mengaku dari panitia penyelanggara (kalau disebut oknum boleh ndak ya) dan memberitahukan bahwa jika ingin berangkat tahun ini maka harus membayar sepuluh juta rupiah. Hmm... kata tetangga saya begini

"lha wong ibadah koq wani piro?ya mending nunggu saja sesuai aturan, moga-moga saya sehat senantiasa sampai waktunya pergi kesana"

Beliau pun tidak setuju untuk membayar sejumlah uang yang dipersyaratkan, karena tidak mau mengotori niatan suci yang sudah terpatri. Ironisnya lagi, beberapa waktu yang lalu saya juga mendapat cerita mirip seperti ini dari orang lain lagi, jadi benarkah kalau mau segera berangkat harus ada uang ekstranya?? (mudah-mudahan sih ini hanya ulah nakal oknum yang pandai memanfaatkan situasi dan bukan sebuah hal wajar yang memang terjadi)

***

Akhirnya..selamat menunaikan Rukun Islam yang kelima bagi teman-teman yang mungkin mendapat kesempatan di tahun ini, semoga menjadi haji yang mabrur dan peka terhadap realita sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya...aamiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun