Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kopaja AC, Potret Angkutan Kota yang Lebih Manusiawi

17 September 2012   04:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:21 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13478550041030710360

Bagi sebagian besar warga Jakarta tentu sudah tak asing lagi dengan angkutan umum bernama kopaja. Bus ukuran sedang berwarna putih ada hijaunya ini memang angkutan umum yang boleh dikatakan menjadi andalan untuk masyarakat ibukota yang ingin bepergian dengan sopir berganti-ganti setiap harinya (seperti saya hahaha), dan sudah bukan rahasia lagi kalau naik kopaja itu sensasinya luar biasa, dari jok kursi yang busanya mbrodhol gak karuan, perilaku kebut-kebutan para pengemudinya, pegangan kursi yang warnanya kehitaman dan membuat tetanus, berjubelnya para penumpang sehingga tak jarang membuat kita terhimpit di antara bau-bau yang eksotik hahaha, dan yang tak kalah menantangnya adalah mempertahankan harta berharga kita dari incaran rombongan copet.

Oleh karena itu, karena tidak mau kalah dengan anggota DPR yang melakukan study banding ke luar negeri maka hari libur kemarin juga saya manfaatkan untuk study banding dengan naik Kopaja AC P20 jurusan lebak bulus-Pasar Senen yang beberapa waktu lalu sudah dilaunching oleh bapak foke…hmmm, saya ingin membandingkan apakah benar kopaja AC ini lebih nyaman dan menyenangkan dibandingkan kopaja biasa seperti yang pernah saya baca di berbagai media.

Setelah beberapa menit menunggu di halte, dan satu bus kopaja biasa sudah melaju dengan asap hitamnya, akhirnya yang di tunggu datang juga…langsung saja hap hap saya meloncat masuk. Wah ternyata banyak juga penumpangnya, tidak seperti nasib kopaja AC S13 a jurusan Ragunan-Grogol yang sepi peminat, padahal ongkosnya sama-sama dua kali lipat lho, kalau yang biasa cukup dua ribuan nah kalau yang AC kita harus membayar lima ribu rupiah. Saya pun kebagian tempat duduk di belakang yang menghadap ke samping, ahh lumayan tidak salah pilih batin saya dalam hati karena segar dinginnya AC mampu meredakan panas tubuh.

Dari interior yang masih baru dan bersih, kopaja ini membuat saya nyaman, namun ada sedikit perbedaan dengan kopaja S13 a yang diluncurkan terlebih dahulu yang diberi pintu penghalang (maaf saya nggak tahu namanya yang benar hehehe) , dimana pintu depan untuk penumpang naik dan pintu belakang untuk penumpang turun, maka kopaja AC P20 ini pintunya bebas, jadi bisa naik turundari kedua pintu.

Bus pun terus melaju, pak sopir tidak terlalu berambisi memenuhi takdirnya sebagai Fernando Alonso jalanan, jadi penumpang tidak sampai terhuyung-huyung diatas kursi tempat duduknya. Mungkin hal ini disebabkan karena para pengemudi bus Kopaja AC tidak menggunakan sistem setoran tetapi digaji per bulannya. Namun memasuki daerah mampang, seperti biasa lalulintas tersendat sendat merayap dan pak sopir mengambil satu keputusan keliru dengan masuk jalur transjakarta, karena di ujung jalan tepat sebelum perempatan, bapak-bapak polantas siap siaga merazia para pelanggar nakal ini.

Huehehehe…saya yang menumpang pun langsung pasang mata pasang telinga, jadi ceritanya si bapak sopir pinginnya damai tapi ditolak bapak polisi dan langsung diberi surat tilang untuk sidang beberapa hari yang akan datang. Agak kasihan juga melihat roman mukanya yang memucat, tapi ini kan karena kesalahan sendiri to..makanya yang tertib berlalulintas donk. Oh ya hampir lupa saya, seperti yang digembar gemborkan di beberapa media bahwa bus kopaja ini memiliki jaringan wifi didalamnya, saya pun iseng mencobanya, namun ternyata eh ternyata kuota sudah habis dan belum diisi pulsa lagi hohoho…gagal deh mau up date status “lagi naik kopaja nih cynn…ada yang mau ikut gak” wkwkwkwk

Di tengah perjalanan ada seorang mbak dan mas yang naik, dan kondisi bus sudah penuh sehingga menyebabkan mbak ma situ harus nggandhul , saya lirik sebentar si mbak koq perutnya besar, tapi seperti biasa tidak ada yang memberikan tempat duduk kepadanya (padahal banyak anak muda ,cowok lagi hihihih). Saya lihat lagi dengan seksama karena pengalaman buruk saya (memberikan tempat duduk kepada mbak-mbak yang saya sangka hamil malah dicemberutin karena ternyata memang perutnya gendut) sebelum akhirnya saya berdiri memberikan tempat duduk kepadanya dan mbaknya tesenyum berterimakasih…(huweee Alhamdulillah mata saya tidak rabun kali ini).

Akhir kata perjalanan saya pun berakhir sudah, saya beri rating 7 deh untuk kopaja AC ini, banyak kelebihannya dari kopaja biasa walaupun harganya berbeda, ya ono rega ono rupa lah, tempat duduk yang nyaman, bus yang bersih dan dingin, penumpang tidak dipaksa seperti pepes ikan, pengemudi dan kondektur berseragam, kebut-kebutan hanya sebentar dan keberadaan copet yang dapat diminimalkan hanya sayang tercoreng dengan ketidakdisiplinan pengemudi. Semoga dalam waktu dekat semakin banyak lagi armada yang diremajakan, tak hanya kopaja, namun juga koantas, metro mini, mikrolet ,angkutan dan sebagainya dan lain lain. Kalau ingin keruwetan dan kemacetan di ibukota sedikit terurai inilah saaatnya membenahi dan memperbaiki angkutan umumnya, dengan penyediaan angkutan umum yang mudah diakses, nyaman dan aman niscaya banyak yang akan tertarik koq…hmm..PR lanjutan bagi pak pemimpin kota siapapun itu hehehe….

--------------------------------------------------------------------------------------------- *selamat siang semuanya...senin yang cerah semoga tetap semangat ...salam :) sumber gambar dari : denisaroseno.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun