Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jason Bourne, Akhir Sebuah Pencarian

28 Juli 2016   21:50 Diperbarui: 11 Agustus 2016   21:53 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya manusia adalah pecinta nostalgia. Begitupula halnya dengan saya. Niatan menonton Jason Bourne sudah bulat sebulat pipi saya ketika pertama kali membaca kabar bahwa film ini akan direlease di bulan juli 2016.

Begitu lihat jadwal Jason Bourne sudah nangkring di layar tancap kesayangan, maka ngglundhunglah saya dengan hati bahagia. Bagaimana tidak, terakhir kali saya melihat kang mamat sebagai telik sandi amnesia adalah di 2007. Malahan kalau dihitung pakai rumus matematika sederhana, ternyata saya sudah jatuh cinta sama JB sejak Bourne Identity di tahun 2002. Jadi positif 14 tahun Bourne hadir dalam kehidupan saya. Persis banget angkanya dengan kerinduan mbak cinta dan mas rangga yang tuntas lunas dibayar sama tiga kali sun-sun an. Eh emang ada hubunganya gitu? Yo blas nggak lah.

Tempat duduk favorit dan cemilan kesayangan sudah ditangan. Penonton yang tidak terlalu penuhi, dan tidak kelihatan penampakan anak dibawah umur dalam sinema membuat saya makin hepi tapi tetap realistis untuk tidak memasang ekspektasi apapun. Karena bagi saya Bourne Ultimatum sudah menjadi puncak perjalanan Jason Bourne. Jadi saya hanya perlu rileks dan menonton dengan nyaman.

***

Secara garis besar, film ini menceritakan tentang Jason Bourne (Matt Damon) yang mulai mengingat siapa sejatinya dia. Dari proses perekrutan hingga orang-orang yang mati di tangannya demi menjalankan tugas negara. Namun begitu Bourne seperti sudah tak punya hasrat untuk membalas semua masa lalu kelamnya.

Baginya semua hanya potongan kehidupan yang mesti dijalani. Untuk bertahan hidup, Bourne pun memilih profesi sebagai petarung bayaran. Syukurlah saya nontonnya di bioskop, coba kalau film ini tayang di televisi, pasti belahan dada oom mamat diblurin terus, uhuk.

Sementara di lain tempat, Nicky Parsons (Julia Stiles) yang masih penasaran membongkar operasi gelap CIA meretas sistem mereka. Nicky berhasil mencuri data yang diperlukan, termasuk apa dan bagaimana Treadstone yang menjadi teka-teki dan mimpi buruk Bourne. Nicky akhirnya janjian bertemu dengan Bourne di Athena. Entah bagaimana caranya mereka bisa janjian dalam waktu yang pas bingit gitu ndak usah dipikir jero-jero wong njenengan ndak sedang nggali sumur koq.

Demi menghargai pengorbanan Nicky dan membongkar kejahatan terselubung di tubuh CIA, Bourne pun memutuskan beraksi kembali. Pencarian demi pencarian pun dilakukan, namun seperti yang sudah-sudah, CIA adalah organisasi besar dan tidak kacangan, sehingga tak mudah dihancurkan begitu saja. Bourne mesti berhadapan dengan mbak Heather Lee (Alicia Vikander) direktur cyber CIA yang pinternya IT ngedab-edabi, juga Direktur CIA Robert Dewey (Tommy Lee Jones) yang jahat dan culas. Belum lagi gangguan menjengkelkan dari asset CIA (Vincent Cassel) yang ndak mati-mati meski dikepruk berkali-kali.

Bagaimana kisah selanjutnya bergulir, sebaiknya njenengan pirsani sendiri saja mumpung masih tayang, saya takut kalau ngelanjutin nulis pasti bakal bikin spoiler dimana-mana. Saya sih senang saja wong berbagi itu perbuatan baik to, tapi buat yang belum nonton terus dikasih bocoran gitu lak yo pasti jadi emosi.

***

Menonton film berdurasi 2 jam ini cukup menyenangkan. Banyak kejutan-kejutan terkuak disini. Jason Bourne seperti sebuah kesimpulan akan film-film Bourne sebelumnya. Paul Greengrass yang juga menyutradarai dua Bourne sebelumnya tetap mempertahankan pakem. Setting lokasi yang berpindah-pindah negara dengan cepat, kejar-kejaran di jalan raya, konspiraasi, kontak fisik antara Bourne dan asset, penyamaran demi melarikan diri masih mewarnai sebagian besar adegan di film ini. Dengan jeda 7 tahun, teknologi informasi pun berkembang begitu pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun