[caption id="attachment_315363" align="aligncenter" width="601" caption="sang kampiun (reuters.com)"][/caption]
Selamat pagi siang sore dan malam teman teman, heuheheuheu hari ini saya lagi seneng jadi sering cengar-cengir, eh padahal kalo lagi biasa juga emang hobi nyengir ndink . Horeeeee…akhirnya jagoan saya menang juga tadi pagi, setelah 24 tahun puasa gelar setelah terakhir kali niyum piala di tahun 1990,  Philipp Lahm dkk akhirnya bisa juga ngangkat trophy kebanggaan warga sepakbola dunia itu tinggi-tinggi.
Bukan perkara mudah untuk dapat mengalahkan Argentina di partai final piala dunia 2014. Hmm saya sih tidak hendak membahas jalannya pertandingan karena sudah banyak tersaji di portal-portal berita terpercaya maupun setengah terpercaya, jadi saya mau nggambleh saja seperti biasa sambil sok-sok an jadi komentator karbitan, yuk mari hihihi.
***
[caption id="attachment_315364" align="aligncenter" width="601" caption="dengkul neuer vs wajah higuain -_- (www.telegraph.co.uk)"]
Tadi malam itu bangun-bangun sudah jam 2 kurang seuprit, untung masih bisa ngelihat kedua tim umak umik nyanyiin lagu kebangsaan masing-masing, walau sajian pesta penutupan yang katanya ada mbak semlohai shakira, terus ada oom puyol dan mbak Giselle jadi terlewatkan. Bangun tidur kuterus mandi tentu nggak mungkin saya lakukan, akhirnya saya ubah liriknya jadi bangun tidur kuterus ngemil, karena kalo hanya diem bisa-bisa saya ngglundhung lagi.
Nonton babak pertama volume televisi sengaja ndak kenceng-kenceng, takut orang serumah pada bangun trus ngepruki saya dikira saya tiang listrik yang mesti dipukuli sambil dimarahi sahur-sahur, padahal yang mau sahur kan orang bukan tiang. Permainan tersaji menarik, Jerman dengan permainannya yang rapi namun kesulitan dengan gaya main Argentina yang sedikit bertahan dengan mengandalkan serangan balik yang mak jleb.
Eh tetiba di menit keberapa ya, 30 an kalo ndak salah Gonzalo Higuain berhasil membuat jala gawang Neuer bergetar, wadhuh saya yang lupa ndak pake kacamata langsung nyari-nyari biar keliatan lebih jelas, dan untunglah gol nya masih offside, jadi skor mirip klepon masih bertahan sampai akhir babak pertama, dan schweinsteiger berhasil dapat kartu kuning gegara ngglundhungin Lavezzi. Missed next match donk kakak #ehh
***
[caption id="attachment_315365" align="aligncenter" width="601" caption="perlu darah yang tertumpah, puk2 schweinsteiger (www.telegraph.co.uk)"]
Babak kedua berjalan semakin seru, kedua tim berusaha keras menjebol gawang lawan yang diberi pelapis anti bocor, namun sayang Manuel Neuer dan Sergio Romero sama-sama monster kiper yang piawai di bawah mistar masing-masing, mungkin karena semua pada gemes ndak bisa ngegolin akhirnya permainan agak sedikit kasar, tekel sana glundhung sini tapi semakin mbikin seru, dan seperti banyak diramalkan akhirnya ekstrak kulit mang eh extra time pun diberlakukan karena ndak ada yang ngegolin sama sekali.
Di babak pertama perpajangan waktu saya berdoa semoga tiba-tiba Sergio romero digantiin sama Julio Cesar #ehh tapi karena beda negara ya nggak mungkin terjadi. Tabi saya liat dari sorotan kamera oom Loew dah mulai benerin kolor, biasanya bakal gol abis ini. Permainan semakin menegangkan walaupun keletihan telah melanda kedua tim karena bermain cepat dari awal laga, namun harus diakui Jerman memiliki kelebihan waktu untuk recovery kondisi fisik karena mereka menyelesaikan laga semifinal kontra Brasil sehari sebelum Argentina melibas Belanda. Beruntung pas Palacio tinggal berhadapan sama Neuer bolanya masih melenceng, mungkin dicolek sama kunti ya hihihihihi.
Paruh kedua perpanjangan waktu, stamina semakin meletoy, namun semua pemain tetap bersemangat, karena saya pecinta schweinsteiger melihat kakak bolak-balik glundhang glundhung kasian juga, apalagi di menit 109 tiba-tiba wajahnya berdarah-darah sepertinya sih kena hantam Aguero, tapi doi dicuekin aja sama oom wasit oom Risoles eh Rizzolli, untung schweinteiger masih ingat nasihat mama Merkel untuk be a man, jadi abis diobatin lukanya dia balik lagi nyemplung lapangan dengan semangat.
***
[caption id="attachment_315368" align="aligncenter" width="601" caption="liat bedanya sportivitas #pildun dan #pilpres :)) (www.telegraph.co.uk)"]
Tiba-tiba entah kenapa ada suara mencurigakan dari arah dapur, seketika saya keluar takut itu tikus atau kucing salah alamat dan teriakan gol dari rumah sebelah mbikin saya lari lagi liat tipi, huweeeee…ternyata si Mario Goetze dah dikerubutin kawan-kawan setimnya, 1-0 sodara-sodara di menit 113, unbelievable. Hiks saya terharu, dan skor menang tipis inilah yang menjadi hasil akhir pertandingan.
Kemenangan Jerman di final piala dunia 2014 tentu bukan hasil instan, kegagalan demi kegagalan juga pernah dirasakan tim yang sekarang di bawah asuhan kepelatihan Joachim Loew. Tiga piala dunia terakhir selalu konsisten masuk semifinal walau selalu gagal jadi juara, namun tak membuat mental mereka jadi memble.
Perjalanan jerman ke final pun tidak dilalui dengan gampang-gampang saja, bahkan sempat ditahan Ghana di babak penyisihan grup, bekerja keras melawan Aljazair namun akhirnya panen gol saat bertemu brazil. Yang saya sukai dari tim Die Mannschaft ini adalah mereka bermain dalam sebuah skema kerjasama tim yang solid. Dari tujuh kali pertandingan di ajang piala dunia 2014 total 18 gol tercipta dari 8 pemain berbeda.sungguh fantastis, semua pemain dari berbagai posisi siap membuat gol kapanpun.Thomas Mueller dan Miroslav Klose pun seperti meredam impian pribadi masing-masing untuk mencatat rekor dan lebih memilih untuk menjadikan timnya jawara.
Dengan kemampuan merata di semua lini mungkin tak ada pemain yang menjadi bintang kejora, tapi mungkin inilah yang membuat mereka bisa bekerjasama dengan kompak dan akhirnya jadi juara, ditambah Neuer dapat Golden Glove lengkap sudah deh.
***
[caption id="attachment_315367" align="aligncenter" width="496" caption="maap fansnya schweinsteiger kelewatan :p (www.telegraph.co.uk)"]
Saya pun ngantuk teklak tekluk setelah liat mereka menang, namun ada hal menarik pas prosesi pengalungan medali, terlihat disana Kanselir Jerman Angela Merkel member ucapan selamat kepada anak-anaknya dengan memeluk dan cipika-cipiki, sungguh hangat dan akrab tanpa dibuat-buat. Rasanya akan sangat menyenangkan sekali ketika punya pemimpin negeri yang begitu peduli  seperti ini, jadi ingat sama pak presiden yang setiap beliau lihat langsung tim Indonesia bermain malah jadi kalah hiks.
Sekali lagi saya bermimpi suatu saat nanti bisa ikut mencicipi rasa deg-deg an dan euphoria yang dirasakan rakyat dari negara-negara yang tampil di Piala Dunia, saya percaya hal itu mungkin terjadi jika potensi anak negeri dibina sejak dini dengan manajemen sepakbola yang professional, banyak bakat emas yang ada hanya tidak tergali dan tidak diasah dengan baik ditambah karut marutnya PSSI dari dulu hingga kini.
***
Dan akhirnya, sekali lagi selamat buat Squad Der Panzer kalian memang hebat, tak lupa respect luar biasa untuk pasukan Opa Sabella yang sudah bertarung dengan gagah berani, dan Lionel messi yang memang hebat berhak mendapat World Cup golden ball di ajang 4 tahunan ini.
Yach namanya bola itu bundar jadi siapa yang main lebih baik akan keluar sebagai pemenang dan semoga hasil kemenangan ini tidak dianulir di tanggal 22 nanti karena beda hitungannya, yasudah nggamblehnya segini dulu saya mau plester pipinya Bastian Schweinsteiger dulu, daahh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H