Selalu ada musuh dalam selimut, dan untuk setiap pengkhianatan yang terjadi akan melahirkan pahlawan didalamnya? Begitukah? Mosok? …
Dari semua superhero Marvel yang masuk layar lebar, sejujurnya saya paling kurang terkesan dengan Captain America, entah apa yang membuat saya berpikir begitu, mungkin karena Captain America adalah pahlawan jaman dulu dan terlihat kurang luwes atau hal lainnya yang membuat pahlawan bertameng ini kelihatan agak wagu.
Tapi lha namanya aja tinggal berangkat nonton ya saya mau saja, kemarin lusa pas tayang perdana sayapun manut ngesot ke layar tancap terdekat, ternyata walaupun hari kerja bioskop full sampai baris depan, syukurlah walau tidak mendapat bangku favorit tapi masih tergolong nyaman.
***
Beruntung saya sudah menonton Captain America The First Avenger, karena ternyata sekuelnya iniCaptain America The Winter Soldier sangat berhubungan erat dengan seri sebelumnya. Dan pas film mau mulai saya agak kaget juga karena Rating yang dipasang LSF adalah dewasa, sementara MPAA memberikan rating PG-13 untuk film ini, hmm padahal di sekitar saya banyak banget anak-anak kecil yang antusias menonton bahkan banyak dari mereka yang datang dengan mengenakan kaos bergambar superhero idolanya ini. Wuih, jadi ikutan mikir ni, jangan-jangan mbak scarjo beradegan ehem disini wkwkwk, tapi ternyata bukan karena itu koq.
Bila kawan-kawan penggemar film Marvel, biasanya sudah akan mengetahui kemana cerita bergulir, tapi jangan nggebyah uyah dulu, karena ternyata Captain America The Winter Soldier memiliki formula cerita yang lain daripada tokoh superhero Marvel lainnya, dan ini sangat menarik bagi saya.
***
Cerita dimulai beberapa tahun pasca kejadian New York yang traumatis dan melibatkan hampir seluruh superhero The Avengers. Steve Rogers alias Captain America (Chris Evans) mulai menikmati berdaptasi sebagai “manusia masa kini” setelah “dibekukan” tujuhpuluh tahun lamanya. Kehidupan mulai terasa seperti “normal” walaupun sesekali Steve masih rindu pada kehidupannya yang dulu.
Tapi kehidupan normal dan damai bukanlah hal yang berlangsung lama, Steve yang memutuskan untuk bekerjasama dengan S.H.I.E.L.D dan menjadi orang kepercayaan Nick Fury (Samuel L. Jakson) perlahan mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam organisasi rahasia itu, apalagi setelah Fury memberitahu bahwa di masa depan, dengan alat canggih yang sedang dibangunnya S.H.I.E.L.D dapat menetralisir sebuah kejahatan sebelum sebuha kejahatan terjadi sehingga mampu menyelamatkan banyak nyawa. Sebagai gambaran nyata adalah, S.H.I.E.L.D bisa dengan gampang membunuh seorang “calon” penjahat sebelum dia melakukan aksi kejahatan, siapapun dan dimanapun mereka. Hal ini tentu saja membuat Steve bertambah gamang dan tidak nyaman, bahkan kejadian-kejadian selanjutnya semakin membuat Steve yakin bahwa ada yang slah, ada pengkhianat keji di dalam tubuh S.H.I.E.L.D, tapi siapa dia? Dan siapa orang yang bisa dipercaya saat ini?
***
Nah kira-kira siapa musuh Captain America saat ini hayo? Hmm untuk kali ini saya hanya bisa menyarankan anda untuk mirsani sendiri mumpung sedang nangkring di layar tancep. Yang jelas film ini seperti anti film Marvel yang anti mainstream. Banyak twist yang terjadi di berbagai adegan cerita. Masalah yang membalut para tokoh pun terasa kompleks dan sedikit berbelit, sehingga mau tidak mau membuat The Winter Soldier menjadi gelap dan kelam,. Tidak banyak komedi khas marvel yang ditampilkan, tapi justru membuat film ini menjadi menyenangkan untuk dinikmati, karena karakter tokoh-tokoh yang ada dapat tereksplore sempurna.
So, seperti lazimnya sebuah film, konspirasi akan selalu terjadi, dan menurut saya The Winter Soldier mampu menawarkan sebuah konspirasi yang pas dan tidak berlebihan. Ada tokoh baru yang akan membantu sepak terjang Captain America yaitu Sam Wilson alias Falcon (Anthony Mackie) yang bisa mabur kesana kemari, dan tentunya mbak Natasha Romanoff alias Black Widow (Scarlett Johansson) yang tetap semlohe dan memesona. Dari sisi Antagonis ada Brock Rumlow (Frank Grillo) dan tentu saja The Winter Soldier alias Bucky Barnes (Sebastian Stan).
***
Akhirnya film berdurasi 136 menit besutan sutradara Anthony Russo dan Joe Russo adalah sebuah film superhero dengan banyak sisi humanisme di dalamnya. Bagaimana Kita belajar mempercayai seseorang dan kitapun belajar membuat orang percaya kepada kita, memang terkadang pertemanan dan persahabatan tidak selalu berjalan dengan mulus, tapi kalaupun itu terjadi maka ingatlah kenangan-kenangan yang baik saja, legawa menerimanya mungkin akan membantu daripada balas memusuhi dan memelihara dendam.
***
Film pun usai, seperti biasa karena sudah hafal dengan film buatan Marvel maka saya menunggu sampai credit title berakhir, dan saya pun nyengir waktu nonton para krucil terdiam di kursinya, pasti sebagian besar mereka pada nggak ngerti deh film ini gimana karena terlalu berat wkwkwk yang penting pakai kaosnya ya dik haahahaha, lagian ortunya juga gitu, bukan film anak-anak maksa disuruh nonton biar kleiatan gaul gitu maksudnya? Hahahaha ups :))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H