Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Bukan Review] End of Watch: Cerita Polisi Biasa yang Tak Biasa

8 Desember 2013   00:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:12 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13864351671319016298

[caption id="attachment_282456" align="aligncenter" width="600" caption="imdb.com"][/caption]

Arrrghhh…ceritanya saya lagi kesel nih, karena dikompori terus buat nonton Frozen sama mbak-mbak kompasianer yang ngakunya pacar Lionel Messi. Padahal pas saya telpon, Messi bilang kalau mbak itu bukan pacarnya hahaha. Iya sih kalau liat review yang udah dibikin dengan keren disini, Frozen emang bagus dan sangat layak ditonton. Tapi karena saya memang lagi malas banget buat ngesot di layar tancep, ya sudah deh saya ngosek (bukan WC) koleksi film di lepi, dan nemu satu film dengan jalan cerita yang sangat sederhana dan latar belakang cerita yang sangat biasa. Terus kalau Cuma standar gitu kualifikasinya koq masih ditonton? Hmm..ya karena sesuai banget sama kapasitas otak saya yang standar juga donk hahaha. Masih mau nerusin baca review nggambleh saya nggak? Yuk mari

Film yang baru saja saya tonton adalah End of Watch, film produksi tahun 2012 ini disutradarai oleh David Ayer ini menceritakan tentang keseharian polisi LAPD yang bertugas di South Central Los Angeles. Untuk selanjutnya tokoh central ada pada duo polisi Brian Taylor (Jake Gyllenhaal) dan rekannya Mike Zavala (Michael Pena) . kalau selama ini Hollywood cenderung menceritakan kisah polisi yang korupsi , atau rekan kerja yang berkhianat terhadap institusi dengan dibumbui adegan baku tembak dan kejar-kejaran super sensational, hal itu tidak akan ditemukan disini. Film berdurasi 109 menit ini lebih menekankan sisi drama walaupun adegan aksi dan brutal tetap saja ada dan tergambar dengan nyata selama film.

***

Dikisahkan, Brian dan Mike adalah duet polisi muda yang sangat cakap dan idealis dalam menjalankan tugasnya di lapangan, terkadang sikap mereka yang progresif sering membuat mereka terkena teguran atasan, karena walaupun selalu berhasil dan member kontribusi positif terhadap institusi kepolisian, namunsikap “terlalu berani” mereka bisa membahayakan diri mereka sendiri, apalagi daerah tempat mereka bertugas adalah daerah yang memang rawan dengan kejahatan antar gang maupun dominasi kartel narkoba yang siap melakukan apapun untuk kelancaran bisnisnya yang nilainya tidak main-main.Kejadian penangkapan demi penangkapan lain yang dilakukan Brian dan Mike akhirnya mengantarkan mereka menghadapihal yang tidak mereka sangka sebelumnya. Bagaimana kisah ini berakhir? Seperti biasa, walaupun film lawas , saya tak akan membuat spoiler hehehe, lebih enakan dipirsani sendiri di rumah deh sambil ngemil kuaci.

Bagi saya , film ini akhirnya menjadi tontonan yang tidak biasa. pertama dari segi pengambilan gambar yang memakai gaya self recording, memang bagi yang tidak biasa teknik ini akan membuat puyeng kepala, tapi efek nyata nya lebih terasa sehingga kita sebagai penonton lebih bisa merasakan apa yang terjadi sebenarnya. Kedua, chemistry yang dihadirkan Jake Gyllenhaal dan Michael Pena sangat apik disini, pena yang sebelumnya sering kebagian peran pembantu, disini porsinya adalah pemain utama dan dia memerankannya dengan cakep, untuk Gyllenhaal? Ah mas yang satu ini selalu membuat saya terpesona dengan semua perannya hahaha. Fokus Ayer dalam menonjolkan sisi drama persahabatan antara Brian dan Mike menjadikan film ini menjadi semakin dramatis, indah dan tak biasa.

***

Walau mungkin banyak yang merasa film ini terlalu lambat, namun setelah menikmati rangkaian ceritanya, saya jamin bakal menikmatinya. Ada hal yang sangat saya apresiasi di balik film sederhana ini yang berani memaparkan citra polisi dari sudut pandang lain, kita jadi bisa tahu inilah yang polisi baik lakukan disaat orang lain sedang terlelap,inilah keseharian sebuah profesi yang setiap hari selalu kita caci. Bahwa dari sekian banyaknya bad cop di muka bumi, tetap masih menyisakan orang-orang baik di dalamnya, yang tak jarang harus mengorbankan nyawa yang hanya satu itu dalam menjalankan tugasnya, bukan sosok yang hanya bisa main semprit dan minta duit. Ahh saya jadi ingat almarhum simbah kakung yang juga polisi, jujur saya tak begitu mengenal beliau dengan baik karena sudah meninggal ketika usia saya masih kecil, namun saya pernah ingat kalau simbah tidak mengingkan anak cucunya jadi polisi,dan kebetulan itu terwujud.

Ahh Simbah nggak tahu, polisi di Negara ini sekarang gak seperti simbah yang harus naik sepeda onthel kalau patroli, gak perlu juga utang ke juragan beras kalau tanggal tua, atau barter telor ayam dengan ikan pindang pas duit gaji habis. Ya sudahlah, walaupun ending cerita film ini bisa saya tebak dari menit awal, tapi tetap saja akhirnya air mata saya menetes juga. Seandainya saja semua polisi di sini seperti Brian dan Mike ya, heiii..tapi tak ada salahnya kalau optimis kan teman?saya percaya masih banyak polisi baik di luar sana, yang murni bekerja untuk mengabdi dan melayani masyarakat.

Jadi, buat yang suka drama polisi, End of Watch bisa jadi pilihan tuh, tapi tentunya jangan pernah menagajak krucil ya, serem adik-adik :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun