[caption id="attachment_165986" align="aligncenter" width="400" caption="gaedegambarist.blogspot.com"][/caption]
Hmm...nggak tahu kenapa nih...suasana mendung sangat mendukung saya untuk mlungker dengan bantal guling kesayangan saya, sangat menyenangkan setelah lelah seharian nguli. eh mendadak tiba-tiba ujug ujug mak bedundug ada satu sms (maklum ya, karena saya produk jadul yang gak punya BB jadi masih setia menggunakan short message service ini hihihi) ..... klunting ...
saya baca nama si pengirim...ah sahabat lama saya yang sedang hamil rupanya, saya buka pesannya
"in...tiba-tiba aku pingin kepel, tapi nyari nyari di supermarket koq gak ada ya?"
weleh weleh...saya baca sambil nyengir, dasar ya orang nyidam itu boleh pingin apa aja kali, mana ada buah kepel dijual di supermarket...hmmm
***
Eh tapi ngomong-ngomong buah kepel, koq saya juga jadi kangen ya, kepingin makan lagi si buah langka yang konon katanya dahulu merupakan makanan kegemaran para puteri keraton, karena setelah memakan ini efeknya akan luar biasa, dimana sisa hasil ekskresi kita akan menjadi wangi hihihihi...[malah horor ya], dan tidak cuma itu saja karena selain dikonsumsi buah kepel juga dimanfaatkan sebagai dedodrant bagi para putri di jaman dahulu....dan yang tak kalah dahsyatnya saya pernah membaca juga kalau buah super wangi ini juga dipercaya sebagai salah satu sarana kontrasepsi alami bagi wanita [nah untuk yang satu ini saya nggak mudeng cara kerjanya].
***
Dahulu kala, jaman saya masih ngangsu kawruh, saya beberapa kali mendapat kesempatan untuk merasakan buah putri keraton ini, karena kebetulan kampus saya ada beberapa pohon yang berbuah cukup lebat. Dan karena saya menganggap bahwa segala tanaman yang ada di lingkungan kampus adalah milik umum, ya saya ambil saja wong saya penasaran wkwkwkw dan untung gak pernah ditangkap pak satpam...maaf ya pak [harap jangan ditiru ya adik-adik] .
***
Tidak seperti buah-buahan pada umumnya yang pating grandhul di cabang dan ranting pohon, buah kepel tumbuh di batang pohonnya langsung. Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) merupakan pohon yang menjadi flora identitas Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentuk buah kepel bulat lonjong dengan bagian pangkal agak meruncing. Warna buah coklat kusam, dan ketika sudah tua akan berubah menjadi coklat tua. Daging buah berwarna agak kekuningan, dengan biji yang berukuran cukup besar.