Kelangkaan air sebenarnya bukan lagi menjadi monopoli kota besar atau daerah padat penduduk saja seperti pulau jawa, hampir seluruh nusantara saat ini mengalami kekurangan air bersih apalagi jika musim kemarau panjang makin ganas dan panjang seperti sekarang. Beberapa kawan yang biasanya tidak pernah mengalami krisis air sempat bercerita tentang kehebohannya mencari air alias ngangsu. Saya sih cuman nyengir saja tapi sambil sedikit nyokurke menertawakannya, gimana ndak balas dendam lha wong dulunya priyayi ini hobi banget menghamburkan air tanpa mau berempati.
Â
Hemat air mungkin salah satu cara yang paling mudah dalam mengatasi krisis air bersih yang semakin parah dari tahun ke tahun, ndak usah pake nunjuk sana sini nyalahin orang lain atau korporasi besar yang jelas jor-jor an itu. Kita bisa koq mulai semuanya dari diri sendiri, kalau dulunya sikat gigi dengan keran yang diputar full ya sekarang pas lagi sikatan kerannya dimatiin dulu, kalau dulu rumahnya gersang semua berlantai semen mbok sekarang mulai menanam pohon yang bisa menyimpan air atau lebih bagus kalau bisa membuat biopori, selain bisa jadi daerah resapan air juga mengurangi dampak banjir.
Â
Semua hal besar itu pasti dimulai dari hal-hal kecil, saya koq yakin jika kebiasaan baik seperti hemat air bisa ditularkan secara massif dan terstruktur, maka kelangkaan air bisa kita cegah. Njenengan boleh saja bangga bilang ndak dadi presiden ndak patheken, tapi jangan pernah berani jumawa bilang ndak ada air ndak patheken, awas hati-hati bisa kualat nanti jadi patung malin kundang dehidrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H