Bermula dari ajakan menyicipi sambal buatan bos beberapa waktu lalu membuat saya penasaran dan akhirnya mengulik nanya sana sini, browsing sini situ, dan hasilnya memang sungguh membuat saya terpana, betapa nggak gaulnya saya karena baru menyadari bahwa di Ibukota ini buanyak pake banget nama kawasan yang menggunakan nama tumbuh-tumbuhan. Kenyataan yang telat saya ketahui ini membawa saya dalam sebuah lamunan indah, pasti di masa lalunya Jakarta itu sejuk, hijau, rimbun, rindang dan menyenangkan, deuhhh suegarnya.
Oke jadi apa hubungannya dengan sambal nya si bos ya? Jadi begini, ternyata sambal itu rasanya unik dan segar karena diberi sedikit campuran buah gandaria. Hmm mungkin banyak yang sudah tahu kalau gandaria adalah nama buah, tapi mungkin juga lebih banyak yang tahu kalau Gandaria itu nama kawasan di Jakarta selatan yang ada mall besarnya dimana Kompasianival 2012 diselenggarakan hehe. Lho katanya banyak, koq cuma satu sih? sabar fren, tenang saya terusin ngetiknya sebentar sambil ngglundhung dulu , tapi sebelumnya saya minta sangu eh minta maaf dulu karena yang saya ketik hanya sedikit dan saya khususkan pada tanaman buah-buahan saja yang bisa dimaem, masih tertarik mbaca? Yuk mari hihihi
***
- Gandaria , tanaman yang nama latinnya Bouea macrophylla ini memiliki buah yang kalo masih muda ijo royo-royo, tapi pas beranjak mateng menjadi kuning cerah ceria. Buah matang bisa langsung dikonsumsi gitu aja, rasanya manis manis asem. Lha kalau yang masih muda bisa dijadiin campuran rujak atau sambal kaya si bos saya tadi, ada yang bilang daunnya bisa buat lalapan juga lho..hmm multifungsi ya si buah cantik ini. Oh ya hampir kelupaan, Gandaria itu juga dipakai sebagai flora identitas Provinsi Jawa Barat lho, kalo DKI Jakarta sendiri flora identitasnya apa hayo? Siapa yang nebaknya benar tanpa googling saya traktir salak condet deh.
- Menteng , hmm siapa yang tak kenal menteng, orang di luar Jakarta pun rata-rata tahu menteng sebagai kawasan pemukiman elite, bahkan pak presiden amerika serikat yang sekarang konon dulunya juga pernah jadi warga menteng. Tapi mungkin tak semua tahu kalau Menteng (Baccaurea racemosa)diambil dari nama buah,nama latinnya  ya buah ini kecil-kecil gitu, warnanya kekuningan kalau sudah matang, sekilas mirip duku tapi rasanya jauh beda. Karena menteng ini cenderung berasa asem seger. kalau di Jawa Tengah banyak orang menamakannya sebagai kepundung atau pundung.
[caption id="attachment_300728" align="aligncenter" width="259" caption="buah menteng"]
1395816220566507152- Kemang, nama yang satu ini pasti juga sudah taka sing lagi sebagai sebuah kawasan yang berjajar kafe-kafe hehe, tapi karena kita sedang membahas buah ya tentu saja bukan itu maksudnya. Terus terang saya hanya pernah melihatnya saja tapi belum pernah ngincipi, kemang (Mangifera kemanga) yang sudah tua warnanya coklat butek gitu, lha kalau kemang muda berasa asem banget alias kecut pol. Oh ya mungkin karena namanya mirip kemangi, maka daun kemang yang muda juga bisa dijadiin lalapan, entah bagaimana rasanya saya kurang tahu.
[caption id="attachment_300731" align="aligncenter" width="245" caption="buah kemang"]
1395816283616811009- Marunda, familiar dengan namanya kan terutama setelah adanya pembangunan rusun itu, tapi tahu nggak kalau ternyata marunda itu nama buah sejenis mangga, terus pas saya baca lagi kata marunda memang bahasa lokal setempat untuk menyebut buah kebembem (Mangifera laurina) atau mangga pari, tapi kaya nya koq liat gambar di wikipedia malah mirip mangga kepodang yayang memiliki aroma buah wangi yang tajam, hmm kalau kebetulan ada yang punya mbok saya minta hehe
[caption id="attachment_300734" align="aligncenter" width="502" caption="mangga pari"]
13958164731751113067 - Gambir, bagi yang suka melakukan perjalanan berkereta api pasti sudah mahfum banget dengan nama ini , walaupun bukan buah konsumsi saya tetap masukkan saja soalnya saya suka ke Gambir #penulisngeyel, Gambir (Uncaria gambir) biasa digunakan simbah-simbah campuran untuk menyirih atawa nginang, rasanya yo mesti getir, segetir hatiku pas ditinggal adam Levine
[caption id="attachment_300736" align="aligncenter" width="272" caption="pohon gambir"]
Sepertinya cukup sekian dulu ya walaupun masih sangat banyak nama tetumbuhan yang belum saya uraikan seperti Kosambi, Kedaung, Kapuk, Pegadungan, Rawa Teratai, Bambu Apus, Kebon Pala, Kebon Jeruk, kebon Sirih, Kebon kelapa, Kebon kacang, kebon Melati, Bungur, Mangga Dua, Rawa Buaya, Duren Sawit, Kemanggisan, Bidaracina, Kampung Rambutan, Srengseng, Pondok Labu, Pondok Cabe, Bintaro, Semanggi, Karet, Pisangan …fiuh mana lagi ya? Titik-titiknya bisa teman-teman isi sendiri ya.
***
Duh Jakarta tempo doeloe pasti indah dan rimbun ya, masih beruntung saya numpang hidupnya di kawasan Jakarta kidul, jadi tiap pagi saya masih bisa mendengarkan cericit burung-burung kecil, juga bajing (tanpa an) yang jalan-jalan dari pohon rambutan ke pohon matoa. Tapi bagi yang tinggalnya di pusat kota sono apa iya masih bisa menikmati simphoni pagi seindah ini? Atau mungkin bakal seru kali ya kalau ada program menanam buah-buahan yang sudah terancam punah ini sesuai dengan kawasannya masing-masing.
Akhirnya, sebenarnya inti tulisan setengah ndagel ini hanya ingin berbagi saja, syukur-syukur bisa membuat kawan-kawan disini jadi punya keinginan untuk ikut melestarikan tanaman yang rata-rata sudah langka ini, jangan sampai nanti hanya tinggal nama saja tanpa bisa kita tunjukkan penampakannya di dunia nyata. Konon katanya orang yang suka menanam pohon itu sejatinya adalah orang yang baik lho, jadi mau kan berlomba-lomba untuk menjadi orang baik dengan menanam pohon? Nggak usah muluk dulu kalau memang baru pemula, kita cari tumbuhan yang gampang ditanam, kalau di sekitar tempat tinggal kita ada tanaman pasti akan lebih menyenangkan, salam.
(sumber gambar dari www.alamendah.blogspot.com; id.wikipedia.org; www.perutgendut.com )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H