Keberanian Faruqi tercermin dalam pidatonya yang tajam di parlemen, di mana ia secara tegas mengecam pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di wilayah Palestina. Selain itu, ia aktif berpartisipasi dalam kampanye internasional yang mendesak solusi damai dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina. Melalui inisiatif-inisiatif tersebut, Faruqi berusaha menciptakan momentum untuk perubahan positif di tingkat global.
Aksi yang dipimpin oleh Wakil Pemimpin Partai Hijau, Mehreen Faruqi, mencerminkan ketegasan dan keberanian dalam menghadapi kebijakan Israel terkait konflik di Palestina. Dengan mengkritik sikap samar Partai Buruh, Faruqi menyampaikan pesan bahwa kata-kata tanpa tindakan konkret tidak akan menghentikan kejahatan perang yang meresahkan.
Kejadian dramatis di rumah sakit Al-Quds, di mana keluarga tunarungu mencari perlindungan setelah rumah mereka dibom, memberikan dimensi kemanusiaan pada perjuangan ini. Boikot yang diinisiasi oleh Faruqi menjadi respons terhadap tindakan Australia yang dianggapnya "memalukan" karena menahan diri dalam pemungutan suara PBB terkait gencatan senjata.
Pertanyaan yang diajukan oleh Faruqi kepada Menteri Perdagangan Don Farrell menyoroti ketidakpuasan terhadap tindakan Australia, menunjukkan keberanian untuk menantang kebijakan yang dianggap merugikan. Tuduhan Faruqi terhadap Israel mengenai pemboman besar-besaran di Gaza, yang menargetkan warga sipil, menciptakan narasi kejahatan perang yang mencoreng citra di mata dunia.
Aksi protes di dalam gedung parlemen dengan seruan "merdeka, merdeka Palestine" menjadi sorotan, menunjukkan bahwa Partai Hijau berusaha membawa suara rakyat ke tingkat legislatif. Tindakan dramatis keluarnya sebelas senator Partai Hijau dari ruang sidang memberikan pernyataan kuat dan memperlihatkan kesatuan dalam perjuangan ini.
