Tidak kalah menariknya, latar yang disajikan Ika Lestari Rahayu pada cerpen "Sang Arsitek". Antara profesi tokoh dan latar bangunan yang disajikan dalam cerita begitu detail. Lokasi pesta yang berada di apartemen diceritakan sangat detail, misalya mulai dari lift, ukuran griya tawang, letak tempat pesta tersebut. Seakan-akan cerita tersebut membawa pembaca ikut berada bersama tokoh Kemal.
Ada beberapa penulis yang menurut saya mengembangkan ide cerita kurang menguatkan alur cerita yang sesuai dengan skenario cerita yang dibuat oleh Kurnia Effendi. Mereka kurang menguatkan pesan WhatsApp yang diterima dan keterkaitan tokoh politisi dalam skenario cerita di awal. Misalnya, seorang tokoh yang harus datang ke sebuah sekolah atau ke stadion. Menurut saya, penulis kurang mengaitkannya dengan ketiga politisi yang akan memperebutkan kursi kekuasaan. Padahal, di situlah kekuatan konflik dalam cerita yang akan dikembangkan.
Terlepas dari itu, pembaca dapat belajar dari Kumpulan cerpen ini cara mengembangkan ide cerita dan meramu cerita yang menarik dari satu skenario. Melalui penulis-penulis dalam buku antologi ini, pembaca dapat mempelajari karakter dan cara penulis mengembangkan ide ceritanya. Setiap satu cerpen langsung tertera bionarasi setiap penulis yang semakin meyakinkan pembaca  bahwa karya ini layak dibaca karena ditulis oleh penulis-penulis hebat. Hanya saja, jika ingin dijadikan materi pembelajaran di sekolah, perlu disaring terlebih dahulu dan disesuaikan usia dan tingkat kedewasaan peserta didik mengingat ada beberapa penulis yang menyajikan adegan dewasa. Akan tetapi, mereka yang ingin semakin menekuni dunia cerpen, sangat cocok untuk membaca buku antologi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H