Mohon tunggu...
Iim Ibrohim
Iim Ibrohim Mohon Tunggu... Ilmuwan - dosen

Dosen di Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Ketua Yayasan Mutiara Embun Pagi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pesan Maulid Nabi

18 September 2024   14:36 Diperbarui: 18 September 2024   14:39 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di antara santri bidayatul hidayah Taraju Tasikmalaya/dok. pri

Di antara teladan nabi Muhmmad saw ialah;

Masa anak-anak; Nabi saw ditinggal wafat ayahnya (Abdullah) saat masih dalam kandungan ibunya. Ditinggal wafat ibunya (Aminah) saat usia 6 tahun, dan ditinggal wafat kakeknya (Abdul Muthallib) saat berusia 8 tahun. Kondiisi tersebut tentu tidak mudah. Bagi seorang anak yang butuh kasih sayang, tentu sangat menyedihkan. Namun nabi Muhammad tetap tegar, menunjukkan kepribadian yang baik dan menuruti orang yang selanjutnya mengurusnya yaitu pamannya (Abu Thalib).

Masa remaja; Beliau banyak belajar dari pamannya dan orang-orang terdekatnya. Beliau belajar memanah, berkuda, mengembala kambing, dan ikut membantu pamannya berjualan mencari nafkah hidup. 

Masa dewasa; Menunjukkan pribadi mulia dengan selalu menjungjung tinggi kejujuruan. Bonusnya mendapat gelar al amin (yang dipercaya). Dari kejujurannya itu juga nabi Muhammad dipinang oleh seorang yang mulia, cerdas, cantic dan penyayang (Siti Khadijah) untuk jadi suaminya.

Menjadi seorang suami; Mencurahkan kasih sayang yang tulus kepada istrinya. Tidak terdapat kekerasan. Tidak terdapat pertentangan. tidak terdapat perselisihan. Tidak terdapat hitung menghitung dalam bab perekonomian. Semua dibalut ketakwaan, hingga Sakinah Mawaddah warahmah tercurah kepada keluarga nabi Muhammad saw.

Menjadi seorang da'i; Tak mengenal Lelah dalam berdakwah. Selalu berprinsip pada pedoman al quran (Surah an nahl 25) dimana berdakwah didasari dengan hikmah, teladan yang baik, serta berdebat secara elegan. Terbiasa berdampingan dengan para habitat tenpa membeda-bedakan status social. Di hadapan nabi Muhammad saw, ketakwaanlah yang menjadi tolok ukur kemulian seseorang; 

Menjadi seorang ayah dan kakek; Selalu mendampingi dan mengasihani anak-anak dan cucunya. Nabi Muhammad sadar, bahwa Allah swt mengamanahkan keluarga untuk dijaga dan diselamatkan dari api neraka (Al Tahrim; 6). Nabi Muhammd takut jika meninggalkan generasi dalam keadaan lemah (Al Nisa; 9). Nabi Muhammad mencontohkan upaya terbaik agar kebersamaan dengan keluarga itu bukan hanya di dunia saja, melainkan di syurga kelak. Lebih dari itu, nabi Muhmmad terbiasa membawa cucu-cucunya (Hasan dan Husen) untuk salat bersamanya di Masjid.

Dipenghujung usia; Beliau mengingatkan kepada ummat manusia untuk selalu berpegang teguh pada dua pusaka (al quran dan al hadits). Dengan berpegang teguh pada quran dan hadits, akan membuat selamat dunia dan akhirat 

Keberadaan nabi Muhmmad saw, memang benar-benar jadi teladan bagi segenap ummat manusia. Allah SWT sendiri menunjukkan yang dipesankan pada al quran surah al ahzab ayat 21.

21.  Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah (Al Ahzab; 21).

Wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun