Implikatur adalah sebuah konsep dalam bidang pragmatik yang merujuk pada makna yang tersirat dalam sebuah percakapan, yang tidak diungkapkan secara eksplisit oleh penutur tetapi dipahami oleh pendengar berdasarkan konteks dan situasi percakapan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh filsuf bahasa H.P. Grice dalam teorinya tentang implikatur konversasional.Â
Di tempat kerja, pemahaman dan penggunaan implikatur sangat penting untuk komunikasi yang efektif, mengurangi kesalahpahaman, serta menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.
Implikatur adalah bagian dari teori Grice tentang maksim percakapan yang meliputi empat prinsip utama: kualitas, kuantitas, relevansi, dan cara. Prinsip-prinsip ini mengarahkan percakapan agar berjalan lancar dan efisien.Â
Dalam implikatur, makna yang ingin disampaikan penutur tidak selalu diungkapkan secara eksplisit, tetapi dipahami oleh pendengar melalui petunjuk konteks dan asumsi bersama. Misalnya, jika seorang manajer berkata, "Kita perlu memastikan proyek ini selesai tepat waktu," implikasinya bisa jadi lebih dari sekedar tenggat waktu; mungkin ada tekanan eksternal atau kepentingan strategis yang tidak diungkapkan secara langsung.
Di tempat kerja, komunikasi antar karyawan sering kali mengandung implikatur untuk menyampaikan pesan secara halus atau menjaga keharmonisan hubungan. Misalnya, jika seorang karyawan mengatakan kepada rekannya, "Sepertinya kamu sering lembur akhir-akhir ini," implikasinya mungkin bukan hanya mengomentari jam kerja, tetapi juga keprihatinan terhadap kesehatan atau keseimbangan kerja dan kehidupan.Â
Dalam situasi ini, rekan kerja yang memahami implikatur dapat menangkap makna tersirat dan merespons dengan lebih empatik, misalnya dengan menawarkan bantuan atau berbagi beban kerja.
Komunikasi antara atasan dan bawahan sering kali melibatkan implikatur untuk memberikan umpan balik atau instruksi tanpa menimbulkan ketegangan. Atasan yang efektif menggunakan implikatur untuk menyampaikan kritik atau arahan dengan cara yang lebih diplomatis.Â
Misalnya, jika seorang manajer berkata, "Laporan ini hampir sempurna, hanya perlu sedikit penyempurnaan," implikasinya mungkin bahwa ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Bawahan yang memahami implikatur ini akan merespons dengan melakukan perbaikan tanpa merasa tertekan atau terintimidasi.
Dalam dinamika tim, implikatur dapat membantu menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan kohesif. Anggota tim yang memahami implikatur dapat menangkap makna tersirat dalam percakapan dan merespons dengan tepat.Â
Misalnya, dalam rapat tim, seorang anggota mungkin berkata, "Apakah kita punya cukup waktu untuk meninjau proposal ini lagi?" yang mengimplikasikan bahwa ada kekhawatiran tentang kualitas proposal tersebut. Tim yang efektif akan menangkap implikatur ini dan mengambil tindakan yang diperlukan, seperti meninjau kembali atau memperbaiki proposal.