Bismillah....
Pada bulan Agustus...aku menikah, kami mengucapkan ijab kabul di Masjid Sunda Kelapa (biar tidak banyak yang nonton dan bikin grogi), di hadapan orang tua, kerabat dan pak penghulu saja. Sejak itu aku menjadi anggota pengurangan kepadatan penduduk Indonesia pindah ikut suami ke Barcelona, ya sudahlah dari Betawi ke Barcelona tidak jauh beda, paling tidak sama sama berhuruf depan 'B'...Bukankah lebih baik mencari persamaan daripada perbedaan, biar hidup lebih harmonis tambah manis tidak lagi kelimis??
Itu terjadinya sudah 16 tahun yang lalu, lumayan lama ya...apalagi kalo tinggal jauh dari tanah air, harus adaptasi mencampur budaya dan tradisi biar mandiri. Tapi seperti yang sering banyak terjadi lama tinggal di negara lain, ada yang bawaannya mau mencari yg baru lagi lho...termasuk aku!! Ssttt...terus terang ini dalam usaha pendekatan, lagi mencari yang bisa jadi tempat untuk berdiskusi, bertukar pendapat, intelek dan (mudah mudahan) tidak jelek.... Secara sipil saja yg dibuat oleh manusia untuk pendataan, karena kalau ternyata dimasa depan kita tidak cocok...tinggal coret datanya, beres dan lebih praktis.
Kalau lagi pendekatan berarti butuh pengenalan...
Dari Betawi, imigran di Barcelona, mengharap penduduk sini, siapa tahu ada pemain bola BARÇA yang suka makanan Indonesia, aku buka warung namanya gadogado, habis memang hasil campuran ras, budaya dan bangsa, sambil promosi Indonesia sedikit bolehlah...Menurut pendapatku, gadogado itu  yang sekarang lagi ngetren dalam segala hal lho, misalnya 'gadogado' urusan politik campur urusan pribadi, 'gadogado'  cinta campur uang, 'gadogad0' urusan budaya dicampur agama...Ups, kalau urusan agama (dalam arti keyakinan/spiritualitas) sangat pribadi, ini berasal dari pikiran dan dari dalam hati nurani yang terdalam setiap manusia, hubungan yg sangat intern manusia itu sendiri terhadap Tuhan, dan...tidak bisa dipaksakan. Semoga 'gadogado' ku bisa ngetren juga ah..heheehe...
Tidak ada paksaan juga lho untuk suka atau tidak sama ungkapan saya, maklum saja masih belajar....Bukan setan berkedok malaikat atau malaikat yang dianggap setan. Yah sudahlah 'gadogado' nya, tergantung interpretasi dan selera masing masing saja....
Ini hanya suatu usaha pendekatan , secara sipil...gak usah ijab kabul di Masjid Sunda kelapa lagi, yang ini masih tersimpan di kalbuku, tapi disini...didepan komputer sambil ngebayangin es kelapa muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H