Mohon tunggu...
Iif Miftahul Ihsan
Iif Miftahul Ihsan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya bersepeda untuk lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bogor “Bumi Keprajuritan”

30 Oktober 2014   22:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:07 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau saya ditanya sama orang, dimana kiranya kota yang penuh dengan sejarah Indonesia, kota yang penuh dengan sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, pastinya saya akan menjawab Kota Bogor.

Mungkin untuk sebagian orang, Bogor terkenal hanya dengan Puncaknya, Kebun Raya Bogornya (KRB), atau mungkin karena talasnya (hehehe…). Itu tidak salah, karena memang awalnya saya juga mengenal Bogor dari puncak, KRB, atau talasnya. Tapi setelah saya berada di Bogor selama 4 tahun, saya mencoba menggali apa sih yang patut dibanggakan selain ketiga hal itu dari kota Bogor? dan saya dapat jawabannya yaitu banyaknya museum-museum di kota Bogor, salah satunya Monumen dan Museum PETA (Pembela Tanah Air)

[caption id="attachment_370631" align="aligncenter" width="396" caption="Patung nan gagah Panglima Besar Jendral Soedirman (http://pecintawisata.wordpress.com)"][/caption]

Mengapa saya sebut Bogor sebagai bumi keprajuritan? Mungkin ini sesuai dengan latar belakang mengapa museum PETA didirikan di kota Bogor. Ya, karena Bogor memiliki peranan penting dalam pembentukan angkatan bersenjata nasional di Indonesia, salah satunya PETA (Pembela Tanah Air) yang merupakan bentukan Jepang. Pada waktu Jepang membentuk PETA, tujuan adalah untuk membantu Negara Jepang mengawasi pasukan Belanda yang telah kalah. Tapi, nyatanya tentara PETA malah seringkali menyerang tentara Jepang.

Monumen dan Museum PETA

Monumen dan Museum PETA ini terletak di Jl Jendral Sudirman No 35 dan lokasinya berdekatan dengan Istana Bogor. Monumen dan Museum ini dicirikan oleh dua patung pahlawan yang berdiri gagah, Bapak Jendral Sudirman dan Bapak Sudancho Supriadi. Gedung Monumen dan Museum PETA diresmikan pada tanggal 18 Desember 1995 oleh mantan Presiden RI yang seklaigus mantan Perwira PETA angkatan I, Bapak H.M Soeharto. Gedung yang sekarang menjadi Monumen dan Museum PETA ini dibangun pada tahun 1745 dan bermula digunakan sebagai markas Koninklijk Nederlans Indische Leger (KNIL) yang selanjutnya pada tahun 1943 pada masa pendudukan Jepang, gedung tersebut dimanfaatkan sebagai pusat pelatihan pasukan tanah air yang waktu itu dikontrol oleh militer Jepang Boei Gyugun Kanbu Kyo Iku Tai (Markas Komando Pusat Pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa) yang kemudian bangunan ini diambil alih oleh pihak militer KODAM VI Siliwangi sebagai Pusat Pendidikan Zeni (Museum PETA, 2013)

Ketika kita memasuki Monumen dan Museum PETA ini kita akan bangga dengan patung-patung yang berdiri gagah, kendaraan perang, relief dan diorama yang menggambarkan peristiwa pembentukan tentara PETA dan berbagai prosea-proses yang bertujuan mencapai kemerdekaan. Selain itu, kita juga akan melihat foto, pamflet, kliping dan alat utama sistem pertahanan yang digunakan mantan tentara PETA. Luas Monumen dan Museum PETA ini sekitar 1 hektar yang terdiri dari dua bagian ruangan yang memiliki 14 diorama. Selain patung yang ada di halaman depan, kita juga dapat melihat Patung Jendral Soedirman di halaman belakang.

[caption id="attachment_370632" align="aligncenter" width="457" caption="Gambar 2. Senjata yang digunakan tentara PETA (Sumber : http://anindyarahmadanti.blogspot.com)"]

14146581891382688539
14146581891382688539
[/caption]

[caption id="attachment_370633" align="aligncenter" width="475" caption="Gambar 4. Ilustrasi wajah para pemimpin pergerakan di Indonesia beserta tentara-tentara Sukarela Pembela Tanah Air (Sumber: http://oktasariadel.blogspot.com)"]

14146582391579558375
14146582391579558375
[/caption]

Bogor “Bumi Keprajuritan” menjadi saksi salah satu pergerakan kebangsaan yang diawali lahirnya angkatan pertama Tentara Sukarela Pembela Tanah Air. Saya yang bukan orang Bogor, tapi merasa bangga bahwa di kota inilah diselenggarakan Pembentukan Taruna-taruna yang kemudian melahirkan Perwira-perwira Tentara PETA. Dan tentunya ada rasa bangga sudah mengunjungi tempat penuh sejarah Monumen dan Museum PETA.

Dulu ketika mengunjungi sebuah museum yang lain, saya pernah mengobrol dengan pegawai museum. Teringat kata-kata beliau yang buat saya bersemangat mengunjungi museum-museum lainnya. Kata-katanya seperti ini “yang dapat membuat karakter kita lebih baik adalah sejarah. Dan tempatnya pengetahuan sejarah itu di MUSEUM".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun