Mohon tunggu...
Ita Maisaroh
Ita Maisaroh Mohon Tunggu... -

i'm student of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

“Aku Tak Pernah Melupakan Wajahnya tapi Aku Melupakan Namanya”

20 Desember 2013   13:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak warna dalam kehidupan ku tak hanya warna putih, hitam saja tapi warna merah, hijau, kuning, dan lainnya. kehidupan kita tak akan terlepas dari interaksi sosial karena kita sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Saat aku bertemu dengan orang-orang baru dilingkungan organisasi aku banyak mengenal mereka mulai dari nama, asal kotanya, karakter dan apa yang mereka sukai. Satu-satu dari mereka mulai mau memperkenalkanya “hai...nama ku Hikma, low kamu siapa?” aku pun mulai memperkenalkan “nama ku Ita...”. dan berlanjut pada yang lain nya seperti Agus, Angga, dan Zian.

Pada suatu hari aku bertemu lagi dengan Hikma tak sengaja di depan kampus saat aku perjalanan pulang, dia pun menyapa ku “ hai Ita...?”aku menjawab “hai...?” dengan mata terpaku padanya sedikit bertanya siapa yah dia sepertinya aku kenal tapi siapa namanya? Kami saling menyapa akan tetapi dalm fikiran ku terus muncul pertnyaan siapa yah namanya? Kog wajahnya tak asing bagi ku, aduh siapa yah? Hehe kog aku gak inget namanya sich...! dengan berjalan santai di sepanjang jalan raya menuju perjalan ke pesantren.

Mengapa terjadi kelupaan? Nah sekarang kita akan mulai menganalisis bareng-bareng yah..., yang pertama apakah informasi nama tadi sungguh-sunguh masuk dalam otak kita? atau sistem memori sensirik kita yang tidak bekerja saat kita mulai mencoba menerima informasi? Nah....jika informasi tidak memasuki dalam otak kita melalui reseptor-resptor sensorik akibat pengaruh sistem atensi, akibatnya tidak ada informasi yang dingat. Hal inilah yang disebut dengan kegagalan penyandian (failure to encode) bahkan kita tak pernah menyadari bahwa apa yang telah kita pejari terkadang tak sungguh-sungguh memasuki memori kita.

Referensi: Solso. T., dkk. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun