Betapa pentingnya memori bagi hampir segala hal yang kita lakukan. Barang kali tanpa sebuah memori seseorang tak akan dapat melakukan hubungan interpersonal, membaca, mengindentifikasi objek dan mengarahkan cara untuk mengahadapi lingkungan sekitarnya.
Memori kita memang bersifat personal dan internal, namun tanpa adanya memori kita tak akan dapat melakukan tindakan eksternal seperti percakapan bersama rekan, mengingat janji sebuah pertemuan, membuat ide-ide baru dan mengulas kembali materi di bangku sekolah.
Memori tidak hanya sekedar informasi yang kita dapat masuk dalam otak. tanpa disadari memori mempengaruhi tingakah laku seseorangpada masa akan datang, dengan segilintir pengalaman peristiwa masa lalu yang telah diperoleh, pengaruh dari pengalaman sebelumnya itu merupakan cerminan dari memori masa lalu. Terdapat sebuah penelitian sebelumnya bahwa kebanyakan orang punya memori sangat buruk untuk hal-hal yang sebenarnya dekat dan biasa, misalnya bentuk uang recehan atau uang kertas yang dengan seiring waktu banyak perubahan dalam bentuknya . ini jenis memori kita yang cenderung kita ambil begitu saja (dalam artian tidak benar-benar eksis dalam memori) , maka kita coba hal atau benda-benda yang lain seperti perhiasan yang melingkar dalam pakiannya (jam tangan yang digunakan atau bros pada jilbab) atau rincian pakainnya orang yang kita ajak bicara dalam sebuah diskusi yang terus bertemu dalam setiap diskusi, mungkin akan lebih banyak tersimpan dalam memori. James berpendapat bahwa memori primer yang mirip (namun tidak identik) dengan apa yang sekarang disebut memori jangka pendek (short-term memory/STM) sedangkan yangtidak pernah meninggalkan kesadaraan dan senantiasa menyediakan “tayangan” peristiwa-peristiwa yang telah dialami-memori sekunder atau memori jangka panjang (long-term memory/LTM), didefinisikan sebagai jalur-jalur yang “terpahat” dalam jaringan otak manusia dan setiap manusia memiliki struktur jalur yang berbeda.
Pada hakikatnya kita cenderung mengingat informasi yang menonjol dan berguna bagi kita sendiri entah hal itu yang membuat kita ketakutan atau merasakan kebahagiaan pada saat moment itu terjadi. Memori disini tidaklah bergantung pada niat kita untuk mengingat moment itu terjadi. Selain itu peristiwa-peristiwa masa lalu hanya perlu mempengarui dalam thoughts (fikiran), feelings (perasaan), atau behaviors (perilaku). Memori juga berperan terlepas dari niat kita untuk mengambil kembali atau menfaatkan kembali peristiwa –peristiwamasa lalu karena banyak dari pengaruh massa lalu yang tidak sengaja keluar dan mencuat begitu saja dalam otak tanpa terduga. Mungkin pengambilan kembali (retrieval) informasi itu bertentangan dengan niat kita dan memori yang telah kita susun mungkin mengandung beberapa unsur aktual masa lalu, tetapi saat diambil secara keseluruhan itu adalah rekontruksi dari masa lalu yang diletakkan di massa kini.
Referensi: solso, psikologi kognitif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H