Mencermati hiruk pikuk perpolitikan di Indonesia Pasca PILEG semakin menarik dan memuakkan, ulah para Politikus sudah kelihatan Busuknya sebelum divonis rakyat menjadi Politisi Busuk,...Mereka berlomba-lomba untuk meraih RI-1 atau kekuasaan, yang penting mereka bisa berkuasa dan setelah itu baru mengelabuhi rakyat, membodohi rakyat, dan menindas rakyat. tidak terlepas apakah itu dari kaum NASIONALIS maupun dari AGAMIS dah sama saja.
Mereka membangun Koalisi demi memuluskan niatnya, entah nanti Pure Koalisi atau Koalisi Setengah Hati. Rakyat Indonesia disuguhi Badut-Badut Politik yangs sedang main di Panggung. negara mau diacak-acak oleh mereka. Akankah kita rela negara kita tercinta di hancurkan oleh Badut-badut tersebut ????
Tanda-tanda Kiamat sudah dekat dengan ditandai bahwa Jabatan diminta,...bukannya Jabatan adalah Amanah yang sangat berat bagi manusia yang masih beriman, dan akan berpikir ulang untuk menerima jabatan ini,...karena taruhannya adalah Akherat.
Drama yang dimainkan memang penuh Dramatis, melankolis, Patriotik sehingga harus menggadaikan seorang pakar, Artis Dangdut, Kadernya yang masih menjabat untuk dipaksa mau mengikuti perintah Partainya dll, .. untuk dipasang jadi pendongkrak Suara. Akan tetapi yang gak habis pikir kenapa yth. para tokoh tersebut mau dijual para Badut-badut untuk kepentingan si badut itu sendiri.
Kalau sudah begini maka wajar negara Indonesia tidak dalam negara yang diridhoi, dilindungi, dan ampunan Allah SWT, atau sudah jauh dari apa yang disebut BALDATUN THAYIBATUN WARABBUN GHOFUR.
Atau mungkin kami berikan Solusi kalau mau berkoalisi,....koalisi saja sama GOLPUT yang diprediksi mencapai 27 %, kan ini terbesar di banding partai yang pemenang PILEG......
Maka buat para Politisi...Ingat Jabatan adalah Amanah, bukan sebagai alat pencetak uang, maupun alat untuk menindas rakyat, atau untuk menjual negara ini ke tangan asing !!!!!!!
Dan harap diingat bahwa PILPRES bukan dikendalikan penuh Partai tapi rakyat yang langsung bicara. Hanya kita bisa berharap Rakyat Indonesia lebih Cerdas, siapa yang kami pilih, atau apakah kita perlu memilih atau enggak.
itu terserah rakyat Indonesia untuk menentukan sikapnya....
Pemerhati dan Peduli Umat dan Negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H