Mohon tunggu...
Ihya Ulumuddin
Ihya Ulumuddin Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Saya adalah seorang Penulis Muda yang hidup di Pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Perjuangan Ultraman Meraih Kursi Senayan dalam Kampanye Digital, akankah berhasil?

13 Februari 2024   22:33 Diperbarui: 13 Februari 2024   22:35 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Bing Image Creator

Penampakan Viral Ultraman 2 bulan terakhir ini di TikTok tentu menjadi perhatian generasi milenial dalam menentukan pilihannya pada pemilihan umum 2024 yang akan dilaksanakan 14 Februari 2024. Aktor Ultraman tersebut merupakan seorang Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Golongan Karya (Golkar) Daerah Pemilihan Nasional Jawa Tengah II yang meliputi Kabupaten Kudus, Jepara dan Demak. Sosok Ultraman tersebut mempunyai nama asli Jamaludin Malik berasal dari Jepara.

TikTok menjadi pilihan platform kampanye digital yang cerdas dan bijak di era keterbukaan informasi. Upaya kampanye digital ini tentu dalam rangka membangun dan memperluas simpati para pemilih yang berpotensi mewujudkan partisipasi dan interaksi dalam media  digital tersebut.

Sumber Gambar: Akun Tiktok @wisejordan
Sumber Gambar: Akun Tiktok @wisejordan
Ia juga kerap tertangkap basap kamera para netizen yang merasa unik dalam kampanye yang ia jalankan. Dalam penuturannya bahwa kampanye tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang masih menampangkan wajah aslinya. Ia sering memakai kostum Ultraman mengitari beberapa kota dalam berbagai aksi kampanyenya. Bahkan ia juga terjun langsung ketika akhir-akhir ini terjadi banjir di sebagian daerah jawa tengah dengan menggunakan kostum Ultraman dengan menaiki perahu bersama warga.

Penampakan viralnya di TikTok juga tanpa editan, jadi benar-benar natural apa adanya. Bahkan perut buncitnya yang menyembul juga tak ia sembunyikan, ini yang membuat banyak netizen terpingkal-pingkal melihatnya. 

Sosok pahlawan superhero yang menggambarkan pelindung bumi dari berbagai serangan monster mempunyai peran sentral dalam setiap serial film ceritanya. Jamaludin juga berniat membasmi koruptor jika ia terpilih nantinya di kursi senayan. Melalui sosok fantasi tersebutlah akhirnya Jamaludin Malik memutuskan menggunakan sosok Ultraman dalam setiap kegiatan kampanyenya.

Tentu saja, antusias netizen dalam menggunakan TikTok memang sangat besar, apalagi "mereka" ini butuh tontonan yang menghibur dan edukatif. Peluang dan kesempatan ini yang dilakukan oleh Jamaludin Malik dan Tim Kampanyenya agar bisa menarik suara agar bisa meraih kursi di Senayan. Tapi apakah segampang itu? Sungguh tidaklah mudah ferguso, ucap khalayak netizen yang seliweran di TikTok pada umumnya.

Nah, menanggapi isu tersebut, mari kita simak bersama beberapa hal yang bisa kita pelajari dan amati.

1. Aturan dan Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UUHC)

UUHC ini wajib dibaca dan ditelaah lebih lanjut terkait penggunaan sosok Ultraman yang beredar di Televisi sejak 1966 hingga tahun 2009. Memang Filmnya telah berakhir tetapi hak cipta masih dipegang oleh Tsuburaya Productions. Konten yang bersifat komersil bisa menjadikan konten kreator melanggar hak cipta.

Jika terjadi pelanggaran, maka ketentuan hukuman dan pidananya telah diatur dalam UUHC. Namun, memang penindakan pelanggaran hak cipta di negeri ini dirasa masih sangat minim dan belum tegas.

Maka dari itu, seorang caleg yang menggunakan sosok fantasi di serial film-film lainnya dan bukan hanya Ultraman juga harus berhati-hati dalam penggunaannya.

2. Ciptakan Kampanye Damai

Memang banyak cara yang dilakukan oleh Caleg dalam meraup suara di tahun politik ini, bahkan capres-cawapres pun akhirnya ikut-ikutan menggunakan TikTok sebagai media kampanyenya. Semua pihak tentu menginginkan pemilu yang damai.

Seorang caleg yang mencalonkan diri harus bisa menciptakan suasana aman dan damai sehingga pemilu jurdil tercipta dan tidak ada lagi celah dalam memicu keributan hingga memancing kepanikan warga.

Masyarakat juga diimbau untuk menangkal hoaks dan berita bohong. Diharapkan masyarakat mulai membaca data dan fakta yang terjadi dilapangan ketika masa kampanye pemilu berlangsung.

3. Mempunyai Mental yang Kuat

Dalam TikTok memang partisipasi dan interaksi pemilih sangat luar biasa, ada yang ikut mendukung dan tak banyak juga yang langsung menghujat hingga mengejeknya mentah-mentah. Ini membutuhkan mental yang kuat.

Kesabaran dan konsistensi untuk tetap melakukan kampanye secara baik dan sopan juga harus menjadi prinsip yang dipegang. Meski banyak hujatan dari netizen, caleg harus bisa menunjukkan sikap profesional dan melayani segenap kebutuhan dan aspirasi masyarakat saat melakukan kampanye digital.

4. Tunjukkan Keunikan

Dalam beberapa aksinya, Jamaludin Malik juga sempat membagikan kaos dengan cara yang unik. Ia menaruh kaos dibawah pohon, jembatan dan tempat-tempat menarik lainnya yang ia posting di TikTok sebagai informasi kepada masyarakat. Konten kreator harus menemukan keunikan atau hal-hal pembaharuan agar netizer mampu terhibur dan menikmatinya dengan rasa penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun