Mohon tunggu...
ihya ulumuddin
ihya ulumuddin Mohon Tunggu... -

pemikiran yang brilian menghasilkan banyak kritikan. kritislah tanpa pernah takut kepada siapa pun, termasuk tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Penguasa

7 November 2014   10:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:24 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sepertinya memang perjalanan itu sangat melelahkan

langkah ke dua kaki masih terus berpacu dalam pergulatan

selalu saja berteduh digenggaman yang rimbun

pintu gerbang akan selalu mengucapkan selamat datang

namun apakah semuanya akan terpampang

ataukah akan tenggelam

muara dusta membanjiri jiwanya

sang mentari akan tetap bertahan membawa kebenaran

namun kadang kala buta menjadi temanya

berpura-pura layaknya srigala

bersembunyi tenang dalam cahaya

tutup mata tutup telinga

tak mau meng”iya”kan kenyataan yang ada

rayuan manis dari sang kuasa menggelapkanya

sungguh malang nasibmu wahai tiran

menggadaikan pikiran dengan bisikan

menghancurkan kebijaksanaan, mendirikan kebejatan

tentu saja kausalitas terus melingkupi semuanya

menanti keindahanya.

Ikhya Ulumuddin

Ciputat 27 Agustus 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun