Mohon tunggu...
Ihya Arifin
Ihya Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tulisan tangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Hujan

15 November 2024   14:18 Diperbarui: 15 November 2024   14:37 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di Balik Hujan
Di sebuah desa kecil, tinggal seorang anak bernama Arka yang sering melamun di bawah pohon besar saat hujan turun. Setiap tetes hujan baginya seperti cerita yang belum selesai, mengingatkan pada masa kecilnya yang penuh tawa bersama ibunya. Namun, sejak ibu Arka meninggal, hujan justru menjadi momen yang menggoreskan luka.
Suatu sore, saat hujan deras kembali turun, Arka duduk di bawah pohon besar, mengenang ibu yang selalu menemaninya menunggu hujan reda. Tiba-tiba, suara langkah kaki menghampiri. Seorang wanita tua dengan payung besar berdiri di depannya.
"Kenapa duduk di sini sendirian, Nak?" tanya wanita itu dengan suara lembut.
Arka mengangkat kepala, terkejut. "Aku... hanya sedang menunggu hujan berhenti."
Wanita itu tersenyum. "Hujan tak selalu harus berhenti untuk bisa melanjutkan hidup. Kadang, kita hanya perlu menunggu dan menerima semuanya dengan lapang."
Arka terdiam, menatap wanita itu. Hujan tak kunjung reda, tapi entah kenapa, ia merasa sedikit lebih ringan. Seperti ada sesuatu yang menyentuh hatinya.
"Terima kasih, Nenek," ujar Arka pelan.
Wanita itu hanya tersenyum dan berlalu pergi, meninggalkan Arka dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Sejak saat itu, setiap hujan turun, Arka belajar menerima dan menemukan kedamaian, meski kenangan tak pernah sepenuhnya hilang.
Hujan tidak lagi hanya tentang kehilangan, tetapi tentang bagaimana ia bisa terus berjalan meski dunia tampak basah dan sendu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun