Mohon tunggu...
Ihya Ulumuddin
Ihya Ulumuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Stay Hungry, Stay Foolish

Kadang nulis, kadang baca, kadang nonton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perusak makan siangku.

28 September 2010   14:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_272427" align="alignleft" width="300" caption="Source : reseppedia.com"][/caption]  

Satu-persatu rekan kerja meninggalkan ku sendiri di ruangan itu untuk makan siang. Ada yang pulang ke rumah ada juga yang hanya makan di kantin kantor yang terletak di lantai dua. Dan aku sendiri sebenarnya hanya sedang membaca beberapa  artikel yang aku download sebelumnya. Waktu istirahat yang lama sekitar 2 jam 30 menit terkadang membuat kami bosan untuk mengurung diri di gedung ini.  Beberapa kawan Indian lebih suka makan di kantin ini, tapi tidak bagi saya. Masakan di kantin itu tidak memberikan rasa yang familiar di lidah ini. Hanya nasi khas arab yang mereka sediakan, serta beberapa lauk yang khas arab juga, Ayam panggang, kare daging yang kental serta  sayur yang kental juga.

Nasi ini sepintas terlihat seperti nasi uduk, karana di masak dengan rempah-rempah, diantaranya jeruk nipis yang sudah dikeringkan dan cengkeh. Saya sulit untuk melukiskan rasanya seperti apa. Tapi untuk Anda yang penasaran rasanya silahkan cari di google resepnya dan selamat mencoba resepnya.

Biasanya untuk makan siang ini, Aku  membawa bekal sendiri dari rumah, nasi putih serta lauk yang kami masak sendiri, capcay, tumis ikan sarden atau telor dadar. Tapi tidak dengan hari ini, banyak nya aktivitas pagi hari menjadi kami tidak sempat untuk sekedar menyiapkan masakan untuk makan siang.

Food court di salah satu mall dekat kantor terkadang menjadi altenatif tempat makan siangku. Karena letaknya hanya bersebarangan jalan saja.  Cuaca di luar sebenarnya cukup panas, tapi itu tidak menyurutkan langkahku untuk mengisi perut jalan ke food court, daripada perut keroncongan. Langkah ku terhenti sebentar karena lalu lintas yang ramai, beberapa ruas jalan yang seharusnya  digunakan jalan di pakai untuk parkir kendaraan. Sehingga praktis hanya satu jalur saja yang bisa di gunakan. Tiba-tiba dari mobil sedan sport berwarna biru dua pintu yang sedang berhenti , keluar seorang pria muda Saudi dan menyerang  mungkin seorang petugas keamaanan atau satpam mall tersebut. Pak satpam tersebut hanya berlari menghindar mengelilingi mobil yang parki sambil beberapa kali memukul dan menendang.

Saya sendiri tidak begitu mengerti pokok permasahannya apa sampai mereka berkelahi, padahal hukumannya lumayan berat di Saudi ini untuk orang yang pertama kali melakukan penyerangan, hukum qishas berlaku disini, kalau seseorang di pukul maka hukumannya dipukul balik oleh orang yang pernah di pukul, dan apabila orang yang pertama kali di pukul serta mengeluarkan berdarah maka hukuman denda juga di jatuhkan kalo yang dipukul tidak terima. Kalau tidak salah sekitar 6000 SAR atau sekitar 14 juta rupiah atau bisa juga dengan dipenjara apabila yang di pukul tetap tidak mau memaafkannya.

Beberapa satpam di sekitar yang saya lihat bukannya membantu memisahkan baku hantam tersebut tapi malah lebih memilih menghindar dengan masuk ke mall. Dan baku hantam mereda setelah  di pisahkan oleh beberapa orang yang melintas di situ, Aku hanya berjalan lurus masuk mall sambil melihat mereka yang telah berhasil pisahkan oleh beberapa orang. Melihat orang baku hantam membuat jantung ini berdetak kencang.

Menu pesanan makan siangku sudah datang, Nasi ikan goreng tepung dengan telor ceplok dan capcay serta sambalnya yang pedas sebenarnya menjadi santapan makan siang menggirukan lidah, tapi tidak dengan dengan hari ini, melihat orang baku hantam telah membuat  selera makan ku menjadi hilang.

Ah…..ada-ada saja kau pria muda Saudi..anda telah merusak makan siangku…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun