Mohon tunggu...
Ihya Ulumuddin
Ihya Ulumuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Stay Hungry, Stay Foolish

Kadang nulis, kadang baca, kadang nonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki pilihan Tuhan

26 April 2011   21:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:21 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jari tangan kanannyamenegang. Lengan besarnya meneken keras ke lantai. Jari tangan kirinya ditopangkan kuat-kuat di lutut. Kaki-kaki nya tak kuasa menahan berat badannya yang tambun. Perlahan tangan kanannya meraih   kembali tongkat kayu yang berada di samping kanannya. Berusaha sekuat tenaga untuk bangkit. Getaran-getaran halusnya mulai merambat ke tanganya dan menjalar ke tongkat.  Terkadang diam sebentar untuk menenangkannya dan mengumpulkan kembali tenaganya. Lalu berusaha lagi untuk bangkit, berdiri.

Dia berdiri…..berdiri....

Yah dia mampu berdiri walau tidak sempurna. Lengan kirinya kembali disandarkan di dada, sedang tangan kanannya di sanggahkan pada sebuah tongkat yang masih bergetar. Mulutnya mulai komat-kamit lagi. Pandangaannya tertunduk pasrah, ikhlas. Terkadang matanya di pejamkan.  Desiran nafasnya sedikit getas, tidak halus lagi. Dia bebas, merdeka. tapi tak berkuasa atas raganya.

Putih, tenang, lembut, syahdu seperti ada aura bulan yang manghampiri wajahnya. Sedikit bulu-bulu halus menyelimuti wajahnya. Mahkotanya mulai menghilang perlahan di sapu usia. Warnanya berubah menjadi perak. Badannya di bungkus  kain putih, seperti malaikat. Melihatnya,  Izrail pun akan tersenyum.  Masih dua rakaat lagi Pak Tua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun