Mohon tunggu...
Ihwan Subekti
Ihwan Subekti Mohon Tunggu... -

Seorang Pemuda yang mencoba memetamorfosa kumpulan diksi pada dirinya dalam lantunan kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah Hebat!

28 Juni 2014   15:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:27 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam....Siang....

Terbit....Tenggelam....

Datang....Pergi....

Semua itu silih berganti, tak mungkin ada yang kekal ataupun abadi di dunia ini, setiap perlakuan dan setiap sesuatu yang hadir dalam sekitar kita akan ada selalu hal yang bersebrangan dari apa yang kita temui itu...

Dan kini, Kuawali tulisanku kali ini dengan sebuah kecintaan ku kepada sang "Ayah" yang telah menghantarkan ku menjadi pemuda hebat seperti ini. Berkat Beliau lah Pemuda tinggi 165 cm dan berat tak lebih dari 60 kg ini menjadi pemuda yang berprestasi, pemuda yang mampu menunjukkan keterampilannya dan pemuda yang mampu menuangkan segala aspirasi dan dedikasinya terhadap kecintaannya kepada suatu perkembangan pendidikan. Yang kutunjukkan saat ini adalah mengemban amanat profesi panggilan jiwa, ya.. sebagai Guru.

Seorang guru muda itulah istilah yang biasa rekan-rekan kantor menyebutnya pada ku, guru muda guru berani, guru aktif dan guru energic serta punya jiwa prestatif yang tinggi. Ya itu lain bukan lain karena berkat dari Perjuangan Ayah Hebat ku.. Ayah yang Yang Hebat yang mampu menumbuhkan jiwa-jiwa hebatnya dan ditanamnya pada diri ku ini.. Sungguh luar biasa yah.. Kau Hebat yah..

Ayahku yang begitu keras yang terlihat dalam rautnya seperti tak ada cinta. Namun ayah hebatku selalu menyembunyikan cinta dan kasih sayangnya di balik kelembutan ibu. Dan dibalik ketegasan ayah hebat ku, dia sebenarnya menyembunyikan rasa rindunya juga.. Yah.. itu Ayah Hebat ku

Kasih sayang dan cintanya padaku sangat terasa dan terlihat ketika Ia pergi Januari silam. Pesan dan amanatnya selalu terkenang disaat ku mengenang kalimat-kalimat pedasnya , kalimat-kalimat bentakannya, iya karena memang aku adalah anak yang selalu ingin dijaga dan diayominya."

Sayangnya begitu sejati di balik kekerasannya, mendidik, menjadikan anak-anaknya manusia yang bisa berarti, berguna, Cintanya sangat utuh bisa kita rasakan ketika ia telah meninggalkan kita selamanya..

Ayah hebat.. Ayah Luar Biasa.. Dan Ayah Segalanya bagiku.. Jiwa-jiwa Ayah Hebat akan selalu kutuangkan pada tiap langkah kehidupan ku ini ayah.. Aku akan Selalu berusaha menjadi yang terbaik bak' perjuanganmu menghebatkan aku. Aku Merindukan Kehebatannmu yah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun