Hidup di kota Metropolitan adalah tantangan hidup untuk kelangsungan hidup manusia.Manusia tentunya mempunyai banyak jalan dalam melangkahkan kakinya untuk memilih satu keyakinan yang pasti untuk di jalankannya.Sebut saja Sh inisial dari korban penipuan yang berkedok spiritual.masalah Agama yang berkaitan dengan spiritual dan kehidupan ekonomi menjadi pembahasan yang menarik.Apalagi keduanya memiliki hubungan yang erat dalam melangsukan kegiatan spiritual seseorang.Awal cerita nya adalah"SH" yang kini masih tetap bersih keras untuk mengikuti doktrin yang disampaikan dari guru spiritualnya ternyata tak membaa berkah yang lumrah,tetapi malah membawa keterpurukan bagi keluarga,baik saudar kandung,anak anknya,istrinya dan saudara lainnya.
Keresahan ini mulai dirasakan ketika semua keluarganya bergabung dengan satu aliran yang berbasiskan spiritual murni dalam menuju kepuncak yang Maha Kuasa.Keluarga "SH" sangat meyakini dengan doktrin dan ajaran mereka yang berbalutkan ajaran agama.Mereka tentunya sangat bangga atas bimbingan dari sang mursyid yang dikenal dengan "Sufi di kota".Namun semakin kedepan,keresahan itu dirasakan ketika,setiap murid yang berguru di seorang mursyid tersebut harus di mintai sejumlah dana yang dinamakan sebgai "Mahar".Mahar di sini bisa diartikan sebagai Uang penyucian diri sedeqah yang harus diserahkan sebelum melewati proses pembelajaran di mursyid tersebut.Anehnya lagi,ketika ada seorang murid yang sedang mengaami sakit,mereka dianjurkan untuk menjalani terapi khusus,seorang pasien juga terikat dengan apa yang namanya "Mahar".mahar bisa dikenakan dari 1.juta rupiah sampai 5 juta rupiah.Alasan si mursyid adalah,untuk membuang peyakit yang ada dalam diri.
Mereka takkan pernah tahu untuk apa uang tersebut.Mereka merupakan orang orang yang masih taklid kepada apa yang di ajarkan oleh si mursyid itu.hal itu dirasakan keluarga "SH" ,mereka mengalami himpitan perekonomian yyang didesak oleh mursyidnya untuk menyediakan beberapa uang dana untuk keselamatan,kesejahteraan perekonomian semua keluarga SH.Namun apa yang di dapatkan???Hutang yang sangat banyak di orang lain,menumpuk hutang,kehidupan perekonomian yang sulit.Karena ajaran doktrin sang mursyid yang menyuruh untuk tidak melaksanakan interaksi sosial ,tanggung jawab sosialseperti bekerja untuk mencari nafkah.hal itu membuat keterpurukan perekonomian bagi kehidupan mereka.Sementara kehidupan si mursyid sangat mapan seklai jika dilihat.anaknya mampu sekolah di intitusi pendidikan yang ternama dan berkelas.sementara keluarga SH luluh lantak,berantakan.kehidupan ekonomi yang tak stabil dan kondisi piskologis keluarga yang terpecah belah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H