Mohon tunggu...
Ihtada Yogaisty
Ihtada Yogaisty Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Putra Madya dari pasangan Bapak Drs. H. Prayugo dan Ibu Hj. Endang Ismayuti. Saat ini bekerja sebagai abdi negara pada salah satu institusi Pengelolaan Aset Negara. Lahir dan dibesarkan di Kota P.Siantar, namun kini sedang ''in-the-kost" di Cempaka Baru, Jakarta Pusat. \r\nSaya punya ketertarikan pada bidang tulis menulis (blog lain saya: ihtadayogaisty.blogspot.com), membaca buku-buku motivasi, kreasi kuliner nusantara, gymnastic, dan bernyanyi. That's a bit of me!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Percik Cinta Oki Setiana Dewi - Sejuta Pelangi

18 Maret 2012   03:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:53 2790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1332041797652342907

Judul Buku           : Pernik Cinta Okisetiana Dewi: SEJUTA PELANGI

Penulis                   : Oki Setiana Dewi

Penerbit                : Mizania

Tebal Buku           : ±294 Halaman

Kategori Buku     : Kisah-Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa

Harga                     : Rp 49.000,- (Tanpa Diskon)

“Sebuah kisah tentang mereka yang memancarkan semangat... Kisah tentang mereka yang berlomba memberi manfaat... Ini tentang para “pelangi” yang mengajarkan makna hidup dengan gradasi warna-warni, ada duka, suka, semangat, senyum, juga cinta. Menyingkap hikmah. Menebar cinta...”

Kutipan kalimat salam pembuka di atas diambil dari buku kedua karya Oki Setiana Dewi yang berjudul: Pernik Cinta Oki Setiana Dewi: SEJUTA PELANGI. Sebuah karya yang ditulis dari bahasa hati seorang gadis kelahiran Batam, 13 Januari 1989. Karya yang begitu luar biasa untuk gadis seusianya. Setelah buku perdananya: Melukis Pelangi. Kini Oki menelurkan kembali karyanya berjudul: Sejuta Pelangi. Lagi-lagi pada buku keduanya, Oki menggunakan kata “Pelangi”. Tampaknya Oki memandang hidup ini layaknya pelangi, yang di dalamnya penuh warna.

Berangkat dari berbagai hikmah yang ia temukan di tahun 2011, Oki kemudian menuliskan setiap bait penuh hikmah dari lika-liku perjalanan hidupnya ke dalam diary hariannya. Melalui perantara berbagai macam orang yang ditemuinya, Oki mencoba mengumpulkan hikmah hidup yang terserak. Mulai dari kisah-kisah menarik dari perjalanan hidup Oki sendiri, kisah seorang profesor yang tegar dalam menghadapi cobaan hidupnya, suka-duka para wanita di Lapas Wanita Tangerang, cerita tentang ketaatan seorang anak dalam beribadah, tentang kekayaan hati pedagang tua yang penderma, tentang dua orang nenek yang masih giat mencari ilmu, dan banyak kisah lainnya yang begitu menggugah jiwa, melecut semangat.

Dari setiap kisah yang ia tuliskan dalam buku keduanya ini, Oki mencoba untuk memaparkan dengan bahasanya yang ringan tentang hikmah yang di dalamnya. Hikmah tentang ketegaran dalam menghadapi cobaan hidup. Hikmah tentang bagaimana mencintai dan mengasihi sesama. Tentang bagimana menghargai masakan ibunda di rumah. Tentang bagaimana menjadi insan yang cinta pada Allah, pada Al-Qur’an, pada Nabiyullah SAW dengan segala ajaran yang dibawanya untuk umatnya.

Dengan model kepenulisan Oki yang sama sekali tak menggurui, agaknya Oki telah berhasil menghanyutkan para pembacanya hingga kisah-kisah yang ditulis terasa begitu menyentuh. Oki pun sepertinya menulis dari bahasa hatinya yang ia sampaikan dengan niat fastabiqul-khoirat. Layaknya sebuah karya yang ditulis dari hati, sampainya pun akan ke hati para penikmatnya. Apalagi bahasa yang ringan dan mudah dicerna menjadikan buku Oki ini kian bernilai lebih dan dapat dinikmati dari berbagai kalangan usia pembaca.

Selamat Membaca! Semoga menemukan berbagai hikmah di dalamnya!

[caption id="attachment_166767" align="aligncenter" width="226" caption="Cover Depan"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun