Mohon tunggu...
Ihsanuddin Izzu
Ihsanuddin Izzu Mohon Tunggu... Freelancer - Pimpinan Wilayah Sekolah Kita Menulis Cabang Jambi

Penikmat musik klasik dan jazz. Suka menulis ilmiah dan opini. Kadang suka nulis puisi (konsumsi pribadi)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cuaca Ekstrem menuju 2024.

8 Desember 2023   15:31 Diperbarui: 8 Desember 2023   16:16 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cuaca Ekstrem menuju 2024

Oleh : M. Ihsanuddin Izzu M. (Pimpinan Wilayah SKM Cabang Jambi)

---

Momen pilpres yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 kian mendekat. Masing-masing calon Presiden mulai memasifkan langkahnya untuk mengambil hati masyarakat.

Operasi yang dibangun untuk meyakinkan masyarakat banyak sekali dan beranekaragam. Mulai dari membentuk organisasi-organisasi persatuan, kampanye blusukan, membuat kegiatan sosial dan masih banyak lagi. Hal ini dilakukan hanya dengan satu tujuan yakni menjadi nomor 01 di Indonesia untuk menjalankan visi misi mereka. Dengan dalih baik, untuk memakmurkan Indonesia Raya.

Tentu hal tersebut sah-sah saja karena bagian daripada strategi pemenangan. Dalam jangka panjang, itu akan meningkatkan penilaian terhadap kapabilitas dan kredibelitas masing-masing paslon pada kontestasi pilpres. Sederhananya, langkah tersebut dapat meluluhkan hati masyarakat.

Meskipun begitu, dalam praktiknya tidaklah mudah. Orang-orang pada tingkatan dari paling bawah sampai pada tingkatan elite berebut proyek demi memenangkan salah satu paslon capres. Menurut hemat saya, fenomena ini tidak dapat dikatakan persaingan yang sehat.

Dengan adanya fitnah dimana-mana, saling curiga-mencurigai, khianat-mengkhianati saya kira bukanlah indikasi persaingan tersebut dikatakan sehat. Itu jelas wujud ambisi berkuasa yang membabi buta.

Kebanyakan dari kalangan bawah sampai kalangan elite tersebut, memperjuangan paslon bukanlah semata-mata karena gagasan yang dibawa tapi karena nominal yang dijanjikan. Dapat diukur bahwa misi pemenangan hanya sebatas rupiah saja.

Mari kita coba bernostalgia pada 'founding father' di masa lalu seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, Moh. Yamin, Tan Malaka dan lain-lain dahulu memperjuangkan Indonesia untuk mensejahterakan seluruh masyarakat dan ingin membuat Indonesia aman dan tentram. Saya memvisualkan dalam kepala saya, mereka pasti sedang menangisi bangsa ini di alam sana.

Saya kira, orang-orang yang telah berpragmatisasi kepada hal-hal yang demikian telah melupakan perjuangan 'beliau-beliau' yang saya sebutkan di atas. Mereka sudah jauh dari apa yang menjadi 'nawaitu' founding father bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun