─sebuah jejak jelajah
Kumengerti tentang Kiansantang* yang bergelora
membumikan tanah sunda
Menambahkan peradaban dan ritus tentang cahaya
yang jauh sudah terlahir di negeri kiblat
kumengerti kau setia mencintai tanah-tanah leluhur
manangel yang rimbun
jayanti yang berdebur
kau mengejar asmara yang tunduk dihadapNya
memulai wirid-wirid yang kau loncatkan
dari segala negeri
juga ke negeri membrudalnya air-air kesuburan
“Dengan semesta puisi dan doa
Aku berkelana untuk mengurai keselamatan
Budi daya yang lahir sejak nabi-nabi kita diutus
Sejak kau dan aku belum tampak di muka pertiwi ini”
O gunung-gunung
Dalam goyangan lapisan daun-daun
Teduh menampung keringat.
Meraup istirah dan lelah
O ombak-ombak
Kali ini pesisir berselaput putih.
Buih yang terdampar di sekeliling jejak
Menyudut dalam bentukan telapak
Bersemayam menghadap kemilau niat
Kumengerti tentang Kiansantang
Menderap dan melayang-layang
Membicarakan kesaktian
Menerapkan ajaran
Aslama yuslima salaman
Prabu,
Titisan langit pajajaran
Bilamana kau pergi berkuda
Berselancar di atap laut
Biarkan Cidaun bergelombang
Mengisi suara hidmat
Atas kepurbaan yang kau sisih
Sebab sedemikian cinta
Kumengerti tentang Kiansantang
Pengejaran yang sampai pada pertemuan
Di laga ombak yang membaur dan berdebur kencang
Cianjur, 2010
* Prabu Kiansantang lahir tahun 1315 Masehi di Pajajaran yang sekarang Kota Bogor. Pada usia 22 tahun tepatnya tahun 1337 masehi Prabu Kiansantang diangkat menjadi dalem Bogor ke 2. Prabu Kiansantang merupakan orang yang menyebarkan islam dari tanah sunda salahsatunya di Cianjur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H