Mohon tunggu...
Ihsan Shultanika
Ihsan Shultanika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengeksplorasi Pelaku Usaha di Desa Tunggulsari melalui Kunjungan UMKM Keripik Sukun

13 Juli 2024   19:20 Diperbarui: 13 Juli 2024   19:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

Desa Tunggulsari, Kecamatan Brangsong (13/07/2024) -- Dalam rangka menggali potensi kewirausahaan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Semarang Posko 96 melakukan kunjungan ke salah satu UMKM yang ada di Desa Tunggulsari. Salah satu UMKM yang dikunjungi adalah UMKM keripik sukun milik Ibu Rodiyah yang berada di Dusun Welang RT 03/ RW 08, Desa Tunggulsari.

Usaha milik Ibu Rodiyah ini telah berjalan selama kurang lebih 10 tahun. Sejak awal mula berdiri, usaha ini dirintis bersama suami dan dibantu oleh anak-anaknya. Setelah permintaan pasar meningkat, Ibu Rodiyah mulai memberdayakan warga sekitar untuk ikut serta membantu proses packing keripik sukun. 

Tiap harinya ada sekitar 20 sampai 30 biji buah sukun yang diproduksi untuk dijadikan keripik. Proses pembuatan keripik sukun diawali dengan pengupasan buah sukun lalu direndam di dalam air bersih. Setelah itu sukun yang telah dikupas kulitnya hingga bersih dan direndam, lalu dipotong-potong tipis menggunakan serutan khusus, lalu direndam ke dalam air yang sudah diberi bumbu penyedap. 

Tahap berikutnya, setelah dipotong tipis-tipis dan direndam dalam bumbu lalu digoreng hingga kuning keemasan. 

Proses penggorengan dilakukan dengan menggunakan tungku kayu bakar, sehingga api yang dihasilkan maksimal dan hasil gorengan keripik matang merata. Terakhir, proses pengemasan lalu diberi label merek pada kemasannya. 

Ada hal menarik dalam proses pengemasan keripik sukun ini, yaitu setelah keripik sukun dimasukan ke dalam plastik bening lalu lalu proses penge-pressan dilakukan dengan menggunakan lilin yang telah disiapkan. Hal ini dilakukan karena proses usaha ini masih menggunakan cara-cara yang tradisional tetapi tetap memperhatikan daya tarik konsumen. Setelah semua tahapan selesai, keripik sukun siap dipasarkan ke berbagai outlet.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tiap harinya tidak kurang dari 50 pack keripik sukun yang diproduksi oleh UMKM milik Ibu Rodiyah. Satu pack kemasan berisi 12 bungkus keripik sukun. Proses pemasaran dilakukan setelah produksi selesai dan langsung dikirimkan ke outlet-outlet atau pasar di sekitar Kecamatan Brangsong hingga Kabupaten Kendal. 

Kunjungan UMKM ini merupakan salah satu program kerja dari divisi kewirausahaan KKN MIT (Mandiri, Inisiatif, Terprogram) UIN Walisongo Semarang Posko 96. Dalam kegiatan ini mahasiswa KKN Posko 96 mengamati sekaligus ikut serta dalam proses pembuatan kripik sukun dari mulai pemotongan sukun hingga pengemasan selesai. 

Disela-sela proses kunjungan Pak Rohim selaku suami dari Ibu Rodiyah menyampaikan, "Kami sangat senang dengan kehadiran serta kunjungan mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang ini. Usaha kami memang relatif masih menggunakan cara yang tradisional, harapannya kalian dapat mengembangkan usaha lainnya dengan inovasi yang lebih baik dikemudian hari", ujarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun