Mohon tunggu...
Ihsan Gamerz
Ihsan Gamerz Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelajar SMK la tansa jurusan multimedia,Gamer RPG,Republic Indonesian Blogger,freebies,download artist,author,vandalism,and basecampbrother crew -ustad-.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revivalisme Islam

15 November 2010   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:36 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. pertama kali diadakan dan diangkat dari setting Rosul yang memilukan.
Ketika itu, kondisi umat Islam di pandang agak mengkhawatirkan karena mereka berada dalam suatu kehidupan yang saling bermusuhan dan saling memfitnah, sehingga keretakan pun tak dapat di bendung.
Mereka hidup dalam tirkah-tirkah kecil dan dalam kungkungan saling curiga yang tidak berdasar sama sekali. Pada saat itulah muncul ide segar, bagaimana menanggulangi kondisi yang demikian buruk ini.
Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, seorang pakar dalam strategi perang dan panglima perang salib. Kemudian mencoba melakukan sesuatu, membeberkan kembali kisah dan perjalanan hidup serta perjuangan Rosululloh, dia mencoba membakar semangat orang-orang Islam.
Apa yang dilakukan Al-Ayyubi itu akhirnya menjadi semacam tradisi bagi kita. Setiap tanggal 12 Robi’ul Awal, umat Islam secara bersama-sama di seluruh penjuru dunia memperingati hari kelahiran beliau Rosul, MAULID.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. ini pertama kalinya diperingati pada tahun 799 H./1193 M.
Al-Ayyubi ketika pertama kali memperingati Maulid Nabi tersebut tak berangkat dari niat yang lain kecuali hanya hendak membangkitkan kembali Revivalisme dan Survivalisme Islam, sekaligus membangun kembali Ukhuwah Islamiyah.
Disinilah sebenarnya nilai relevansinya kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kalau Al-Ayyubi memperingati Mulid Nabi dikarenakan kecemasannya terhadap situasi dunia Islam dan kondisi umat Islam saat itu, barangkali apa yang hendak dilakukan saat ini pun kiranya tak lebih dari apa yang menjadi motivasi utama Al-Ayyubi tersebut.
Sebab itulah momen Maulid Nabi saat ini, sebaiknya mampu membuahkan suatu pemecahan suatu masalah yang tengah dihadapi umat Islam, baik di Indonesia maupun di seluruh penjuru dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun