Seusai menyaksikan Semifinal Leg Kedua AFF 2020, 25 Desember 2021 pertandingan Sepakbola antara Indonesia VS Singapura disebuah cafe, dua sahabat; Ihsan dan Mahdi, saling bertukar penafsiran setelah menganalisis hasil data statistik pertandingan tersebut. Keduanya tampak asik memetik setangkai daun surga melalui dialektik pertukaran arus pikiran (diskusi) untuk membungkus sebuah pelajaran hidup.
"Pertandingan yang sungguh luar biasa. Singapura kalah diatas angin, tapi tidak benar-benar terbenam ke dasar tanah, bagaimana pendapatmu tentang hasil data statistik pertandingan ini?" Sembari Ihsan menyodorkan Handphone genggam kepada Mahdi.
"Statistik yang betul-betul objektif. Namun, aku rasa perlu menyampaikan satu hal kepada mu" tanya Mahdi dengan alis meninggi.
"Apa itu?" Ihsan penuh penasaran.
"Menurutku kita harus membedah diskusi ini dari dua sisi. Nasionalisme dan Sepakbola. Kita harus memisahkan keduanya terlebih dahulu agar tidak ada kesalahpahaman diantara kita. Terlebih kepada para pembaca!" Mahdi sambil tertawa penuh canda.
"Maksudmu bagaimana?" Ihsan bertanya penuh kebingungan.
Sruuuuppp, Mahdi menyeruput secangkir kopi sebelum melanjutkan pembicaraannya.
"Begini. Jika kita bicara Nasionalisme tentu kita akan selalu pasang badan sampai titik darah pengahabisan. Rasa Nasionalismeku Insya Allah sudah teruji Standar Nasional Indoneisa (SNI), setidaknya bisa ku buktikan melalui Sertifikat Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang aku peroleh ketika masih aktif berorganisasi sewaktu kuliah dulu. Bimillah lolos pegawai KPK. Hahahahaha" Mahdi penuh canda dan gelak tawa sembari menyodorkan foto sertifikat di Handphone nya kepada Ihsan.
"Tapi kalau bicara Sepakbola, kita harus benar-benar Objektif dengan penuh pendekatan Ilmiah" Sambung Mahdi penuh mimik wajah serius.
Sembari mengupas kuaci Ihsan tampak kebingungan dengan apa yang disampaikan oleh Mahdi.
"Aku semakin bingung, coba kamu perjelas secara singkat dan padat Mahdi" Jawab Ihsan penuh kesal.