Mohon tunggu...
Ihsan Kusasi
Ihsan Kusasi Mohon Tunggu... profesional -

Konsultan TI dan Dosen Manajemen Perbanas

Selanjutnya

Tutup

Money

Perlukah Back to Office

1 Mei 2013   01:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:20 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog: tulisan ini adalah artikel kolom pada Tabloid mingguan KONTAN edisi 11-17 Maret 2013 halaman 27. Selamat menikmati...


Perusahaan layanan mesin pencari Internet, Yahoo, pada pertengahan tahun 2012 lalu membuat kejutan dengan merekrut CEO baru. Dia adalah Marissa Meyer, seorang wanita lulusan Standford University berusia 37 tahun, dari perusahaan layanan internet pesaingnya, Google.


Wanita CEO termuda dalam daftar perusahaan Fortune 500 itu sedang hamil muda saat direkrut Yahoo, kemudian harus bekerja dari rumah, atau remote-working, saat hamil besar September tahun lalu. Namun mengawali tahun ini, dia memberi kejutan dengan membuat kebijakan yang tidak lumrah untuk sebuah perusahaan Teknologi Informasi (TI) kelas dunia. Semua pegawai harus kembali bekerja di kantor dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore.


Pada dekade terakhir ini, bekerja dari rumah adalah suatu hal yang lazim dalam industri TI. Dengan dukungan infrastruktur internet yang semakin lama kian kencang, banyak perusahaan besar menerapkan kebijakan bahwa pegawai tidak harus datang ke kantor. Pegawai tetap bisa bekerjasama berbagi file, menggunakan email, menelpon lewat VoIP, atau rapat secara telekonferensi. Alih-alih memindahkan pegawai ke tempat kerja, konsep ini sejatinya adalah memindahkan pekerjaan ke pegawai dimanapun berada.


Data statistik tahun 2010 dari Biro Ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukkan, hampir 25% pegawai bekerja dari rumah mereka. Bahkan survei yang dilakukan Kofederasi Industri Inggris menemukan 59% perusahaan di negara tersebut pada tahun 2011 menawarkan kebijakan bekerja secara remote.


Tak heran, jika kebijakan CEO Yahoo tersebut mendapat banyak kritikan dari kalangan praktisi TI. Ada juga yang mengatakan kebijakan yang akan dijalankan bulan Juni 2013 tersebut akan membawa Yahoo kembali ke zaman batu.


Namun Meyer memberikan alasan dalam sebuah memo internal kepada Kepala Bagian Personalia Yahoo: "Beberapa keputusan terbaik dan pemahaman (permasalahan bisnis) berasal dari diskusi di lorong dan kantin (kantor), bertemu orang baru, dan rapat tim dadakan. Kecepatan dan kualitas (dalam mengambil keputusan) sering dikorbankan ketika kita bekerja dari rumah".


Survei Microsoft pada tahun 2011 terhadap 1.500 pegawai di 15 negara Eropa, menemukan hanya 52% orang percaya bahwa rekannya bekerja secara produktif dari jarak jauh.


Keuntungan di kantor


Secara manajemen, bekerja di kantor atau secara jarak jauh, memiliki kelebihan dan kekurangan. Bekerja jarak jauh memberikan beberapa kelebihan, yaitu menghemat biaya dan waktu untuk pergi ke kantor, memberikan pegawai waktu kerja lebih fleksibel selama 24 jam. Selain itu, bekerja di rumah akan punya banyak waktu bagi keluarga atau bekerja di café sesuai gaya hidup.


Kekurangan remote-working adalah pegawai harus memiliki disiplin diri sendiri yang kuat. Pasalnya, bekerja jarak jauh lebih memiliki efek negatif tersendatnya jenjang karir lantaran si pegawai jarang bertegur sapa informal dengan atasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun