Pendahuluan
Konflik Palestina-Israel telah menjadi perhatian dunia, terutama sejak meningkatnya kekerasan terhadap warga Palestina di Gaza. Salah satu media internasional yang aktif melaporkan konflik ini adalah Cable News Network (CNN), sebuah jaringan berita global yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik. Namun, bagaimana konten pemberitaan CNN tentang genosida di Palestina memengaruhi opini masyarakat Indonesia?, sebagai negara dengan mayoritas Muslim dan sejarah solidaritas yang kuat terhadap Palestina, opini masyarakat Indonesia sering kali terbentuk berdasarkan informasi yang mereka konsumsi dari berbagai media. Analisis ini akan mengkaji bagaimana CNN membingkai berita tentang genosida di Palestina dan dampaknya terhadap cara masyarakat Indonesia memahami serta merespons konflik tersebut.
Deskripsi Media
Perspektif komunikasi publik dan massa, pemberitaan CNN tentang genosida di Palestina memainkan peran dalam membentuk opini masyarakat Indonesia, meskipun masyarakat tetap kritis terhadap framing yang digunakan. Teori komunikasi seperti agenda-setting, framing, spiral of silence, dan komunikasi digital membantu menjelaskan bagaimana opini dan respons masyarakat terbentuk dalam isu global ini.
Meskipun demikian, masyarakat Indonesia, yang secara historis dan ideologis memiliki kecenderungan kuat dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina, menunjukkan sikap kritis dan resistensi terhadap pemberitaan CNN yang dinilai kurang berimbang dan cenderung menggunakan narasi yang lebih lunak terhadap agresi Israel. Dalam konteks ini, berbagai teori komunikasi massa dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana konstruksi informasi tersebut mempengaruhi persepsi, reaksi, serta tindakan kolektif masyarakat Indonesia dalam menyikapi tragedi kemanusiaan di Palestina.
Teori agenda-setting menggambarkan bagaimana CNN, sebagai bagian dari media arus utama global, memiliki kekuatan untuk menentukan isu mana yang layak mendapat sorotan utama dan bagaimana framing tertentu dapat membentuk tingkat kepedulian masyarakat terhadap konflik tersebut. Jika suatu peristiwa tidak diberikan eksposur yang cukup atau dilaporkan dengan sudut pandang yang lebih netral terhadap Israel, maka audiens mungkin tidak memahami kedalaman tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina secara utuh.
Lebih lanjut, teori framing menyoroti bagaimana pemilihan kata, sudut pandang naratif, serta penggunaan visual dalam pemberitaan CNN dapat membentuk pemahaman khalayak. Jika CNN lebih sering menggunakan istilah seperti "konflik Israel-Hamas" alih-alih "genosida terhadap rakyat Palestina", maka publik yang mengandalkan CNN sebagai sumber utama berita akan memiliki kecenderungan untuk melihat situasi ini sebagai pertikaian dua pihak yang setara, bukan sebagai bentuk penjajahan dan pembersihan etnis yang sistematis. Model Two-Step Flow Communication menunjukkan bahwa pemberitaan CNN tentang genosida di Palestina tidak secara langsung membentuk opini masyarakat Indonesia, tetapi melalui peran opinion leaders seperti tokoh agama, akademisi, aktivis, dan influencer digital. Opinion leaders menganalisis, mengkritisi, dan menyebarluaskan informasi dengan perspektif yang lebih kontekstual, terutama dalam membongkar framing yang bias atau cenderung memihak Israel. Di era media sosial, masyarakat lebih banyak mengandalkan analisis alternatif dibandingkan menerima berita CNN secara mentah-mentah. Hal ini terlihat dari diskusi di platform digital, kampanye sosial seperti boikot produk pro-Israel, serta perubahan preferensi media menuju sumber yang lebih pro-Palestina seperti Al Jazeera. Dengan berkembangnya media digital, model komunikasi ini semakin relevan karena masyarakat tidak lagi hanya bergantung pada media arus utama, melainkan juga pada jaringan sosial dan informasi alternatif yang lebih kritis dan sesuai dengan kepentingan mereka.
Dalam konteks sosial di Indonesia, di mana solidaritas terhadap Palestina telah mengakar dalam kesadaran kolektif masyarakat, terjadi fenomena spiral of silence yang memperkuat dominasi opini publik yang pro-Palestina. Teori ini menjelaskan bahwa individu yang memiliki pendapat yang bertentangan misalnya mendukung atau membenarkan tindakan Israel cenderung memilih untuk diam karena khawatir akan mendapatkan sanksi sosial atau dikucilkan dari komunitasnya. Hal ini semakin diperkuat dengan peran media sosial dan komunikasi digital, yang memungkinkan masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih sumber informasi dan menciptakan narasi tandingan terhadap pemberitaan media arus utama seperti CNN.
Dengan berkembangnya ekosistem komunikasi digital, masyarakat Indonesia kini memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber berita yang lebih mendukung Palestina, seperti Al Jazeera, Anadolu Agency, serta media nasional yang lebih vokal dalam mengkritik agresi Israel. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi massa tidak lagi bersifat satu arah, di mana audiens hanya menerima informasi dari media mainstream, tetapi telah berkembang menjadi komunikasi yang lebih interaktif, di mana publik dapat menganalisis, membandingkan, dan bahkan menantang narasi yang disampaikan oleh media global.
Hasil Tinjauan Terhadap Konten yang di Observasi