Mohon tunggu...
Ihsan Fauzirahman
Ihsan Fauzirahman Mohon Tunggu... -

Mahasiswa ilmu hukum, kader ulul albab.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Fikiran Diskriminasi

15 Agustus 2012   11:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:43 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13450446821969273490

[caption id="attachment_206924" align="aligncenter" width="360" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption] Fikiran itu otak Fikiran itu berperilaku Fikiran itu berkata-kata Fikiran itu bergerak. Diskriminasi itu membedakan Diskriminasi itu merendah-tinggikan yang sama Diskriminasi itu buruk untuk persamaan Diskriminasi itu pertanda memberangus si kecil Fikiran mendiskriminasi. Kini hadir dibelantara bagian yang dipikirkan si otak manusia Manusia yang dengan semua kepentingan hidupnya. Kekuasaan, Harta, Wanita dan Dunia, telah melahirkan fikiran diskriminatif. Fikiran diskriminatifm jika muncul dalam benak seseorang. tentulah memakan korban. Dan kadang, korban otak diskriminatif itu teman dan keluarga kita sendiri. Si otak diskriminatif itu buta, rasio yang dipakainya adalah rasio kepentingan. Bukan Rasio kemanusiaan, keharmonisan atau rasio yang baik untuk sesama. Ya, hari ini telah banyak lahir si otak diskriminatif. Mengurai banyak dusta, buruk sangka, dan banyak gelap kata. Si otak diskriminatif, mempunyai hati. Hati yang terdeskriminatisi oleh kepentingan yang bukan dari fitrahnya. Fikiran diskriminatif itu menimbulkan perdamaian. Perdamaian personal bagi yang melakukannya. Tapi kehancuran abadi yang didampakan untuk hubungannya dengan otak lain. Otakmu, otak-ku, otaknya atau otak siapapun. berkemungkinan.. Berkemungkinan menjadi otak dengan daya fikir diskriminasi. Berbahagialah yang otaknya sadar, jernih fikiran untuk tiada mendiskriminasi. Diskriminasi itu menghasilkan neraka, bukan nirvana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun