Mohon tunggu...
Ihsan Aufa
Ihsan Aufa Mohon Tunggu... Novelis - Murid SMKN 11 Semarang

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ingatan yang Terbangkitkan

15 Agustus 2024   12:52 Diperbarui: 15 Agustus 2024   12:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara kendaraan terdengar cukup halus di telinga. Kedua roda motor berputar bergesekan dengan paving-paving jalan. Tampak beberapa batu paving sudah lepas dari tempatnya. Mereka hilang entah kemana meninggalkan lubang-lubang yang akan menguji skil motor orang yang akan melewatinya. 

Udara pagi yang dingin tidak bisa menembus jaket hitam tebalku. Tapi sepertinya mereka tidak menyerah begitu saja. Tahu mereka tidak bisa menyerang tubuhku, mereka melakukan serangan habis-habisan ke kedua tanganku yang tidak tertutupi apapun. 

Hanya sekitar 3 menit berkendara, tanganku sudah kaku dan kedinginan tak kuasa menahan serangan sang bayu. Dari kejauhan, tampak titik-titik berwarna merah muda sedang bergerak memblokade jalan yang biasa kulewati. Aku sedikit tersentak "Hah, apa itu?" pikirku sambil sedikit mempercepat laju kendaraanku. 

Sedikit-demi sedikit, titik-titik itu berubah menjadi anak-anak kecil dengan pakaian olahraga berwarna merah muda. kebingunganku berubah menjadi senyuman melihat anak-anak itu menyebrang dan tidak membiarkanku lewat. Aku memelankan kecepatanku dan pada akhirnya berhenti. Terlihat seseorang yang lebih besar mengangkat tangannya menyuruhku untuk bersabar. 

Aku tersenyum padanya dan mengangguk pelan. Tampak anak-anak itu sangat bersemangat melakukan jalan sehat. Senyuman tergambarkan jelas pada wajah mereka. Para guru juga tampak senang mengarahkan anak-anaknya yang bersemangat. 

"Halo Mas," sapa salah seorang anak. 

Mendengar itu aku sedikit tersentak, ramah sekali mereka. Aku tidak menyangka mereka akan menyapaku, itu cukup menyenangkan. 

"iya haloo," balasku dengan senyuman yang benar-benar lebar. 

Setelah beberapa menit, guru tadi menyetop anak-anaknya dan mempersilahkan aku maju. Aku pun maju dengan senang hati. Di perjalanan aku melihat deretan pasukan berseragam merah muda berjalan bersama dengan kompak. 

Hal sederhana itu membuatku terbang ke masa lalu. Saat-saat di mana hanya ada kesenangan dan kesenangan saja. Perasaan yang sama juga selalu muncul ketika ada pengumuman untuk melakukan jalan sehat. Pada awalnya aku benar-benar sangat bersemangat. Cepat-cepat memilih pasangan yang kukenal agar perjalanan panjang itu menjadi lebih menyenangkan. Tapi kita semua sudah tahu akhirnya akan bagaimana saat pulang. Hanya ada rasa lelah dan keluhan kesal, semuanya sudah muak dan perjalanan kembali ke sekolah masih jauh. Tapi tetap saja, itu adalah ingatan yang berharga. Sangat menyenangkan sesekali bernostalgia dengan masa lalu.

Walaupun perasaan ingin kembali ke masa lalu terkadang muncul, tapi kita sudah melewatinya. Kita tidak memiliki pilihan untuk kembali, yang bisa kita lakukan hanya terus berjalan. Kita boleh sesekali melihat kebelakang, tapi kita tidak boleh kembali ke sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun