Mohon tunggu...
Ihsan Aufa
Ihsan Aufa Mohon Tunggu... Novelis - Murid SMKN 11 Semarang

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Water War

25 Agustus 2023   11:13 Diperbarui: 25 Agustus 2023   13:09 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Namanya juga Water War ya wajar kalo kasar la!" balas anggota OSIS itu. 

Terlihat tim musuh tidak peduli sama sekali dengan tim kami dan terus menyerang kami tanpa ampun. Bahkan ada seorang laki-laki bernama Yuan memukul Iva dengan sangat kasar. Hal itu langsung membuat Iva terjatuh dan memegangi kepalanya. Air mata keluar dari kelopak mata Iva karena rasa sakit yang tak tertahankan. Melihat itu Azhari berjalan santai ke orang yang memukul Iva dan merangkul orang itu. 

"Pukulan bagus," ucap Azari pada Yuan

"Ya iya lah aku mukul pake tenaga maksimal kok," balas Yuan tanpa rasa bersalah. 

Mendengar itu, Azhari menaruh kaki nya di belakang kaki Yuan dan langsung membantingnya dengan sangat kuat. Dengan tatapan tajam dia menendang kepala orang itu dengan sangat keras. Melihat itu tim mereka langsung mengepung dan menyerang Azhari secara bersamaan. Tapi dengan santainya Azhari menghindari semua serangan mereka dan berdiri di depan teman-temannya. 

"Sepertinya kalian ingin sebuah 'War'. Baiklah ayo kita tunjukkan apa itu 'War' yang sebenarnya," ucap Azhari dengan tatapan yang sangat mengintimidasi. 

Mendengar itu, seketika tatapan kelas kami yang santai langsung berubah dengan tatapan yang sangat mengerikan. Mereka berjalan perlahan mendekati pasukan lawan. Pasukan lawan hanya bisa diam. Tatapan tim kami seperti mengekang jiwa musuh dan membuat meraka tidak bisa bergerak. Tak lama pasukan kami langsung berlari dan memukuli pasukan lawan dengan sangat brutal. Melihat itu anggota OSIS langsung berusaha menghentikan mereka tapi dengan santai Wawan berkata "Namanya juga War, wajar kalo kasar ta?" ucap Wawan dengan tatapan yang sangat mengerikan. 

Melihat itu para guru langsung bertindak dan mengumpulkan kami semua ke sebuah lapangan tersendiri. Sementara itu beberapa siswa yang terluka langsung di rawat di UKS. 

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Pak Rangga.

Mendengar itu tim musuh langsung berteriak-teriak menyalahkan tim kami. Tapi dengan santai Azhari menatap tajam ke arah Pak Rangga dan berkata "Dari pada bertanya pada manusia sampah di sana. Lebih baik bapak memeriksa CCTV, berhenti mengambil sebuah pendapat, karena saat ini yang di butuhkan adalah sebuah fakta," ucapnya sambil meninggalkan lapangan itu di ikuti teman-teman yang lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun