Di selasar kita berdua, mencacahi realitas sedikit demi sedikit ditumpah-ruahkan. Mendalangi sebuah obrolan yang digelar setiap hari pada waktu-waktu senggang. Obrolannya seputar rutinitas, kejadian jenaka, atau sesekali hingga yang dinalar.
Kita sambut obrolan itu dengan bahasa ibu yang pekat. Iseng, satu dua kali kita gunakan bahasa dari laboratorium Yunani Kuno lampau. Sepertinya, obrolan ini lama kelamaan menjadi menyenangkan. Canda gurau yang dipikat oleh hikmah betul-betul memanjakan pikiran.
Betapa tidak, obrolan kelas seminari atau persidangan intelektual di penjuru kampus yang menyita perhatian bumi akademik. Disoroti pasang mata yang memicing tajam dari para guru besar disana, bisa kita hadirkan secara sahaja dan penuh khidmat.
Pagelaran semacam ini yang selalu ingin aku hadiri di setiap saatnya. Sebuah perbincangan yang hangat, tanpa penghakiman, namun tetap bermutu dan bernilai. Bukan omongan kosong belaka.
Namun, hari ini rasanya kita dapati kendala. Kesibukan dan tanggungjawab yang mengikati kita, mempersempit ruang itu. Sekalipun, tidak lantas mematikannya. Kewajiban adalah sesuatu yang saat ini membentengi kita berterus terang kepada pengakuan atas obrolan tersebut yang mulai tersendat.
Semoga waktu yang berjalan tidak lantas ikut meninggalkan kesempatan obrolan itu menghangat kembali secara konsisten. Semoga waktu mengizikan kita, memberikan peluang untuk menyemai itikad kita padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H