Mohon tunggu...
Ihdina Sabili
Ihdina Sabili Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I am an ordinary woman with a high dream

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Harap Sayang, Jika Belumlah Kenal

25 Mei 2015   00:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang pertama kali terlintas dalam benak anda ketika disebutkan tentang Madura? Apakah jembatan suramadu? Sambel terasi? Pantai Gili Labak? Makam Syaikhona Kholil? Selain itu apalagi?

Kaum muda adalah aset mahal sebuah bangsa, bahkan ada pepatah mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang dibesarkan oleh jerih payah usaha gigih para pemudanya. Lalu bagaimanakah pemuda yang membanggakan bangsanya tersebut? Apakah mereka yang dengan bangga merantau ke seluruh penjuru dunia demi memenuhi isi paspor? Ataukah mereka yang setiap hari keluar masuk pusat perbelanjaan demi menjaga penampilannya tetap ‘berharga’. Indonesia dengan kekayaan melimpah seharusnya tidak perlu bersusah payah mengelola menjadi kesejahteraan Negara, lantaran para pemudanya sudah menjamin itu semua. Tapi alangkah ironisnya jika yang terjadi bukanlah demikian.

Madura, salah satu pulau dari ratusan ribu pulau di Indonesia patut bangga atas putra bangsanya, yang telah mengharumkan tanah airnya, mengangkatnya hingga tak hanya para sesepuh desa saja yang mengenal sejati daerah tinggalnya. Nama penanya Noevil Delta, pemuda asal Sumenep ini dengan sempurna mengemas cerita tentang tanah kelahirannya, Kabupaten Sumenep, hingga hal-hal kecil dan rinci yang masyarakat umum tak menyadarinya.

Melalui riset dan survey yang tidak mudah, pemuda yang kini menempuh pendidikan Farmasi S1 di Universitas Ubaya ini merangkum kisah bumi pertiwinya dalam sebuah buku kecil berjudul “Sumenep menyimpan Segudang Cerita”. Di dalamnya terdapat 18 cerita beragam tentang sudut-sudut kota Sumenep, mulai dari tempat-tempat bersejarah, orang-orang berpengaruh, hingga peristiwa-peristiwa yang mungkin telah terlupakan kawula tua dan tak tersampaikan pada kawula muda masyarakat Sumenep.

Buku kecil ini masih mewakili secuil perjalanan penulis tentang penelusuran jati diri kota kelahirannya. Akan tetapi cukup membuka wawasan bagi para pembaca umumnya, dan masyarakat muda kota Sumenep khususnya. Salah satu dari judul yang tertera pada buku tersebut adalah ‘Ahli Botani Orang Sumenep’. Pada suatu pepatah tentang bangsa besar dikatakan bahwa bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa pahlawannya. Dan disini penulis telah mewakili bangsanya, bangsa sumenep, untuk menghargai pahlawan daerahnya, yakni Sang Ahli Botani.

Dengan bahasa yang lugas dan ringan, Noevil mampu menenggelamkan pembaca dalam lautan katanya sehingga tanpa disadari, setelah membaca rangkaian 18 cerita dalam buku ini, maka pembaca akan terdorong untuk datang langsung mengunjungi daerah yang tertulis dalam cerita tersebut. Bukankah hal ini juga akan menjadi komoditi besar bagi kabupaten di Pulau Madura ini.
Bukti kepedulian Noevil pada tanah airnya tersirat pada artikel pertama yang ia tulis yakni berjudul “Jika belum sayang, artinya belum kenalan” ia mencoba melanjutkan pepatah yang selama ini lumrah kita dengar, yakni ‘tak kenal maka tak sayang’ dengan kalimatnya sendiri. Usaha ini cukup menarik pembaca untuk melanjutkan membaca hingga halaman terakhir.

Melihat antusias Noevil terhadap kota kelahirannya menimbulkan sebuah pernyataan, jika saja semua pemuda di negeri ini memiliki inisiatif seperti dia, maka Indonesia akan lebih mudah dikenal, oleh bangsanya sendiri maupun bangsa asing.
Membaca buku ini seperti halnya membawa peta untuk menyusuri kota Sumenep sekaligus membaca lebih jelas dan lugas tentang satu per satu sudut kota Sumenep yang perlu diketahui oleh pembaca.
Selamat Membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun