Mohon tunggu...
Ihdina Sabili
Ihdina Sabili Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I am an ordinary woman with a high dream

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Review Novel The Time Keeper (Mitch Albom)

13 April 2015   12:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:10 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14289024701311377994

“Demi waktu, sesungguhnya manusia ada pada kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, berbuat baik, dan berpegang teguh pada kebenaran dan kesabaran”

Kutipan ayat suci diatas mampu menjadi latar belakang yang sederhana dan sempurna dari paparan Albom menjabarkan alur pada novelnya ini. Betapa waktu adalah suatu anugerah tak ternilai dari Sang Kuasa kepada kita, makhluk-Nya, supaya dimanfaatkan, supaya dihabiskan, supaya diisi dengan kebaikan, dengan tepat. Akan tetapi di luar itu semua, Dia telah mengatur semua yang terjadi pada seluruh waktu yang tersuguh dengan rapi, indah, dan sempurna. Tanpa campur tangan makhluk sedikitpun, rencana Tuhan telah tertata sempurna.

Pernahkah kita terbersit pertanyaan, dari mana didapatkan 60 detik, dari mana ditemukan 60 menit, siapa yang mencetuskan 24 jam, sejak kapan terhitung 30 hari, dan lain sebagainya. Tuhan-kah? Manusiakah? Dewa-kah? Atau ilmuwan kah?

Pada novel ini kisah perjalanan waktu dibungkus sedemikian rapi dalam dilema kehidupan manusia dengan sesamanya sehingga menimbulkan berbagai macam pertanyaan unik tentang waktu pada benak pembaca, karena waktu adalah hal yang paling utama dalam kehidupan kita, akan tetapi seberapa banyak dan lama kita menyadari kehadirannya?

Masih berbicara tentang waktu, jika kalian penggemar film, saat menikmati satu adegan demi adegan lainnya, mampukah kalian menerka adegan apa yang akan terjadi berikutnya? Hal ini dikarenakan dalam rekaman otak kalian telah tersimpan memori adegan serupa pada kehidupan nyata ini. Lalu jika kalian telah sampai pada adegan ke sekian, mampukah kita kembali atau mengulang ke adegan sebelumnya? Karena teknologi, film itu mampu kita kembalikan pada adegan tertentu yang kita diinginkan. Akan tetapi pada kehidupan kita, apakah kita mampu? Hanya Tuhan yang mampu, memutar balikkan, mengembalikan, membolak balik waktu, dan semua adegan yang ada di dalamnya.

Nikmatilah waktumu, jangan sia-siakan, karena waktu yang telah berlalu, tak akan kau temui lagi di lain waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun