Mohon tunggu...
M. Ihdan Nazar Husaini
M. Ihdan Nazar Husaini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Bekerja di District Filsafat Uinjkt

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Sosial dan Mental Manusia

10 Mei 2023   12:06 Diperbarui: 10 Mei 2023   12:30 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hidup merupakan anugerah tuhan kepada manusia dan untuk hidup sesuai manusia harus memiliki tujuan hidup, dengan begitu manusia mempunyai alasan untuk memaknai dan menjalani hidup. kendati banyak manusia diluar sana yang bercerai dengan hidup nya, dalam buku fenomenal Mite sisifus karya Albert Camus seorang filsuf absurdian kenamaan Aljazair dikatakan bahwa perceraian itu disebabkan oleh harapan yang terbatalkan kenyataan, sehingga kemudian bagi mereka yang tidak mampu menerima realitas eksternal merasa bahwa hidup sudah tidak pantas lagi untuk dimaknai dan dijalani, akhirnya ia menyerah pada hidupnya. 

sudah bukan rahasia umum lagi bila kehidupan menyangkut dua ruang berbeda, yakni fisik dan metafisik. Manusia akan memulai perjalanannya dengan mengkonstruksi hal apa yang mungkin dapat dilakukan dalam pikirannya (Think an Rethinking) dan mulai untuk merealisasikan hal tersebut. Tentu bentukan epistemologi manusia merupakan hal fundamental yang mampu mempersuasi segala bentuk tindakan dan perilaku. Oleh karna itu bentuk dan anatomi pikiran manusia merupakan struktur evidensial yang mesti diperhatikan. 

Umum nya manusia bervolusi dalam dua bentuk yakni: perubahan bentuk pikiran secara pasif yang disesuaikan oleh norma dan kondisi sosial ( autoplastic ), dan perubahan lingkungan yang secara aktif disesuaikan oleh pengaruh aktivitas pikiran dan keinginan individu (alloplastic), kedua hal tersebut memilki tenggat waktu dalam evolusi manusia. Fase berikut selalu meliputi kehidupan manusia, hal ini dapat dilihat dengan mudah biasanya terjadi pada fase kanak-kanak, ketika peletakan dasar pengetahuan terjadi. 

Dalam pemisahan mental perkembangan anak anak yakni: sadar, pra sadar dan tak sadar  menurut sigmund freud dalam bukunya, Introduction lectures, melalui konsep id, ego, superego  dikatakan bahwa kualitas dan variable bentukan pikiran terjadi atas dasar organisme manusia yang kerap kali bertentangan dengan realitas eksternal. Manusia perlu mengetahui kualitas apa yang membentuk mental dan pikiran, sehingga kemudian dapat menerima keberadaan dan keadaan sosialnya. 

Konsep Id disajikan sebagai hal yang beorientasi pada tuntutan primitif naluriah manusia, hal itu sama sekali tidak terintervensi oleh keadaan moral dan sosial. Ciri khas yang diberikan freud dalam mengidentifikasi Id terletak pada tuntutan tanpa syarat bagi kepuasan (impuls) yang bersifat irasionalitas dan amoralitas. Id selalu mengandung naluri hidup dan mati, yakni merupakan kualitas kualitas rasial yang diwariskan oleh kerajaan binatang. Dengan id manusia akan merealisasikan naluri nya melalui cara apapun untuk meraih kesenangan, karna nya tindakan itu sama sekali tidak mengenal batas batas realitas eksternal. 

Adapun konsep ego digambarkan sebagai penengah antara id dengan realitas eksternal, ia dimaksudkan untuk mencari rute dalam mewujudkan naluriah manusia sekaligus mengenalkannya pada batas batas realitas eksternal, itu artinya ego bersifat semi netral, sesekali ia bertolak belakang dengan naluri manusia, sesekali ia seturut dengan naluri manusia. Freud menekankan ego dengan memberi analogi seperti kuda dengan kusir nya, kusir mungkin dapat menentukan arah mana yang baik untuk dipilih, namun terkadang kita jumpai kuda tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan kusir. 

Kemudian konsep superego bertindak seperti orang tua, bahwa anak anak selalu memandang orang tua sebagai sang maha tau, sehingga tidak memberi jarak anak untuk tidak meniru atau melakukan apa yang orang tua katakan. 

Superego ini bersifat objektif, sebab ia merupakan stimulasi luar secara metafisik yang mendorong anak untuk bertindak baik dan buruk seturut dengan pikiran nya yang sudah terlebih dahulu terintervensi, dengan pikiran yang sudah mengenal batas batas realitas eksternal, serta pengetahuan yang dianggap nya benar,  maka hal yang mungkin anak lakukan adalah sesuai dengan sesuatu yang ia terima dari kualitas kualitas pengetahuan (superego) dan  kondisi realitas eksternalnya. 

Dengan itu tidak mengherankan pula jika manusia mungkin bercerai dan menyerah pada realitas eksternal, hal itu akan selalu terjadi apabila manusia tersebut mengalami distingsi dalam memahami sesuatu yang mungkin, dimungkinkan dan tidak mungkin, batas batas realitas selalu memberi hal diluar prediksi manusia, sehingga kemudian itu menjadi hal yang mendasar untuk bisa menekan atau tidak nya impuls-impuls manusia. 

Dengan ilmu pengetahuan seyogyanya dapat menstimulasi tindakan menjadi lebih baik lagi, ia mungkin merubah prediksi menjadi prediktif, bahkan jika tidak, ia mampu mensabotase kegagalan menjadi menyenangkan dalam ruang kontemplasi, sehingga menekan angka kematian akibat perceraian manusia dengan hidup nya.

sudah seharus nya segala unit dan kualitas yang memiliki relasi untuk selalu menjadi alat transfortasi manusia menuju keharmonisan. Jika saya boleh katakan bahwa peranan agama sangat positif dalam mereduksi permasalahan ini, hal ini tentu bersandar pada neurotik-psikotik manusia yang terguncang menjadikan agama sebagai titik balik kehidupan, hal ini terdapat pada syariat maupun tirakat yang bermanfaat untuk menekan impuls dan sikap infatil manusia dalam bertindak. Sehingga kemudian pikiran dan kekecewaan yang direalisasikan dapat berdampak positif.

daftarpustaka: Rueben Osborn, Marxisme dan Psikoanalisis

Sigmund Freud, Introduction Lectures

Albert Camus, Mite sisifus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun